"Kenapa nggak langsung dimasukkan ke sekolah saja? Bukannya dengan homeschooling, dia tidak akan berkembang? Maksud Mama ... Mama hanya tidak mau dia jadi bermalas-malasan karena menghabiskan seluruh waktunya di rumah."
Eunha memilih menghela napas panjang. Gerakan tangannya yang tengah memasukkan kue kering ke stoples, terpaksa harus dihentikan sementara untuk meladeni perkataan sang ibu.
Omong-omong, ini sudah Minggu ke-dua ibunya itu berada di kediaman Park sementara Ah Ra dan kedua anaknya sudah pulang seminggu lalu. Entah apa yang membuatnya betah, tetapi sebagai seorang anak yang berbakti, Eunha tak berani menanyakan alasan apa kiranya yang membuat ibu sambungnya itu betah.
Ya, ibu sambung. Ibu kandung Eunha meninggal setelah melahirkannya dulu, kemudian sang ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan Bo Ra yang waktu itu memiliki dua orang anak saat Eunha berusia lima tahun. Satu lebih tua empat tahun dari Eunha---Joo Ah Ra---dan satu lagi lebih muda dua tahun darinya---Koo Na Ra. Maka dari itu, walaupun darah dari wanita paruh baya bernama asli Ahn Bo Ra itu tidak mengalir di tubuhnya, Eunha tetap merasa segan.
"Ini udah keputusan Mas Jun, Ma," jawab Eunha sambil melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. "Lagi pula, berhubung Adek homeschooling, Eunha jadi lebih mudah mengawasinya. Aku juga masih belum siap buat jauh dari Adek."
Ahn Bo Ra atau yang kini mengikuti marga sang suami menjadi Jung Bo Ra itu, mendengkus. "Padahal kalau disekolahkan di sekolah formal pun, kamu masih bisa bertemu dengannya."
Eunha tidak menyahut apa yang dikatakan sang ibu karena sejujurnya, dia tidak mengerti alasan apa kiranya yang membuat ibu sambungnya itu bisa berpendapat seperti tadi. Eunha hanya tidak mau berdebat. Walaupun ia sudah tahu bagaimana watak wanita yang dinikahi ayahnya itu sejak berusia lima tahun, tetapi entah kenapa Eunha masih merasa asing. Seperti ada sesuatu hal besar yang sengaja disembunyikan olehnya.
"Bukannya kalau homeschooling, dia jadi tidak punya teman, ya? Kasihan. Lebih baik, kamu bicarakan lagi dengan suamimu. Atau biar Mama yang bilang ke Jun nanti." Bo Ra kembali bersuara walaupun anak sambungnya itu terlihat enggan mendengarkan.
Sejatinya, Eunha tahu betul apa yang mendasari niat sang suami untuk memberikan pendidikan berupa homeschooling kepada Jungwon. Pertama karena di sekolah sebelumnya, Jungwon diberhentikan secara tidak adil, padahal waktu sekolah hanya tersisa kurang lebih satu semester lagi. Berhubung belum ada keterangan jika si bungsu itu sudah lulus, makanya Junhui mengambil jalan ini.
Kedua karena tahun ajaran baru belum dimulai. Rencananya, Junhui ingin memasukkan Jungwon ke SMA saja nantinya agar remaja 14 tahun itu bisa bersekolah di tempat yang sama dengan Jay---kakaknya. Akan tetapi, itu juga tergantung Jungwon sendiri. Baik Jun maupun Eunha, keduanya sudah sama-sama bertekad untuk mengabulkan apa pun keinginan Jungwon kalau-kalau nanti putra bungsu mereka itu menginginkan bersekolah di tempat yang mungkin sudah menjadi idamannya sejak lama. Tidak ingin mengekang, begitulah.
"Lagi pula, bukannya homeschooling itu mahal? Apalagi, kalian memakai istri dari teman suamimu itu, bukan?" Bo Ra lagi-lagi menyuarakan pendapatnya. Padahal, ia tahu betul jika Eunha sudah terlihat enggan mendengarkan. "Pasti karena menggunakan 'jasa teman', kalian tidak mungkin membayarnya dengan bayaran yang kecil, bukan? Pastinya---"
"Itu udah jadi urusan Mas Jun, Ma." Eunha yang gemas akhirnya memotong ucapan sang ibu sambung. "Lagi pula, kami cari uang juga untuk anak-anak."
"Keras kepala." Bo Ra berdecak. "Pokoknya kalau terjadi apa-apa, Mama nggak bakal bantu. Kalian berdua itu sama saja. Nggak pernah mau mendengar omongan orang tua."
Setelah mengatakan itu, Bo Ra segera beranjak meninggalkan Eunha yang kini hanya diam dengan banyak sekali pertanyaan yang menguasai kepalanya.
"Bukannya nggak mau dengar, tapi alasan Mama itu yang nggak berdasar," gerutu Eunha sambil menutup stoplesnya dengan gerakan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓
Fiksi Penggemar[JayWon FF AU] 'BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD/' "Setan doang kok banyak bacot, sih, lo?!"---Yang Jungwon. "Gue bukan setan, woy, plislah!"---Jay Park. ___________________________ Title: A Ghost-ing Me! (A Ghos...