42. Orang Baik itu Seperti Apa?

1K 208 49
                                    


Btw, di sini ada CARAT nggak? Penumpang kapal MEANIE/MINWON sama JUNHAO?
Kalau ada, gimana pendapat kalian misalnya (setelah AGFM kelar) aku bikin cerita BROTHERSHIP/BROMANCE Meanie, JunHao, JayWon? Iyaps. Jadi, tiga kapal itu ada di satu judul yang sama, Bund. Gimana menurut kalian? Gas, nggak, nih? Bantu jawab, ya! 👉

Happy reading!

___________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________

"Kalau lo emang 'orang baik', lo nggak mungkin terlihat takut kayak sekarang, 'kan?"

Jungwon mengembuskan napas berat, seraya menyandarkan tubuhnya di dinding kamar mandi. Sejauh ini, kamar mandi adalah tempat favoritnya untuk menyendiri setelah ia tinggal di rumah besar Keluarga Park yang katanya adalah keluarganya ini.

Bukan karena apa. Jungwon hanya merasa jika kamarnya terlalu besar untuk dirinya yang terbiasa tinggal di tempat sempit. Makanya ia menjadikan kamar mandi sebagai tempatnya menyendiri. Kalau boleh jujur, ketika berada di kamar, Jungwon selalu merasa jika dirinya sangat-sangat kecil dan ia selalu membayangkan jika ada ratusan ribu orang yang sedang memperhatikannya di sana, dengan berbagai tatapan.

Halusinasi? Mungkin. Jungwon tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Akan tetapi, memang begitulah kenyataannya.

Seperti sekarang contohnya. Kalimat yang dikatakan oleh salah satu sahabat Jay yang Jungwon tahu bernama Sunoo itu kini terngiang di kepalanya. Dia bisa membayangkan bagaimana wajah Sunoo saat mengatakan hal itu. Tenang, tetapi tetap terkesan mengancam.

Cowok berlesung pipi itu memeluk lutut, sembari meletakkan dagu di antara kedua lututnya. Pipinya menggembung beberapa saat, kemudian di menit berikutnya, bibir bagian bawahnya ia gigit cukup kuat. Jungwon menghela napas berat lagi, untuk yang kesekian kalinya.

"Sebenernya, 'orang baik' itu yang kayak gimana?" tanya Jungwon kepada dinding kamar mandi yang dia tahu, tidak mungkin menjawab pertanyaannya. "Kalau misalnya 'orang baik' itu yang kayak Bang Jay, atau Tuan Jun dan Nyonya Eunha, kayaknya gue nggak termasuk ke dalam 'orang baik' itu, deh."

Faktanya, sudah hampir sebulan lamanya menjadi bagian dari Keluarga Park, tidak membuat Jungwon bisa menerima statusnya yang sekarang. Status sebagai 'putra bungsu dari Park Junhui dan Jung Eunha' itu seolah sangat sulit Jungwon terima. Bukannya tidak bersyukur, Jungwon hanya merasa tidak pantas untuk itu.

Jungwon bisa menerima jika memang dirinya adalah putra bungsu dari keluarga ini. Akan tetapi, untuk hidup dan menjadi bagian dari Keluarga Park, tinggal di dalamnya dan mengikuti segala macam peraturan yang ada, sungguh, Jungwon tidak siap. Bertahun-tahun hidup sendirian---menderita---dan tanpa tahu di mana keluarga kandungnya, membuat Jungwon terbiasa.

Mungkin, orang-orang akan memandang Jungwon sebagai orang aneh. Namun, cobalah mengerti posisinya saat semuanya datang dengan tiba-tiba seperti ini. Dirinya yang sudah membulatkan tekad untuk menyusul Nenek Nam dengan cara mengakhiri hidup, tetapi yang ia temukan setelah membuka mata adalah 'keluarga' yang selama ini tidak pernah Jungwon bayangkan untuk kembali menjadi bagian di dalamnya.

[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang