Sejak bermenit-menit lalu, yang Jungwon lakukan hanyalah celingak-celinguk memperhatikan sekitar, di mana tempatnya berada sekarang.
Seingatnya, dia masih berada di pinggir danau bersama dengan sosok Jay yang bisa dia peluk---pada akhirnya---setelah sekian lama. Akan tetapi, lihatlah sekarang di mana dirinya berada. Di sebuah tempat antah berantah yang dia sendiri tak tahu dan merasa tidak pernah mengunjungi tempat ini.
Orang-orang yang berlalu-lalang dengan kesibukan masing-masing, brankar-brankar yang didorong dan suara decit antar roda dan lantai yang saling bersahut-sahutan, juga jangan lupakan orang-orang dengan pakaian ala ners dan dokter membuat Jungwon seketika dapat menyimpulkan jika dirinya sekarang sedang berada di rumah sakit.
Sumpah deh, ya, Jungwon sama sekali tidak mengerti kenapa dia bisa ada di sini? Apa dia sedang bermimpi, ya? Jika iya, kenapa harus di rumah sakit segala, sih?
Asyik memperhatikan sekitar membuat Jungwon hampir tak sadar saat ada banyak orang yang berlari-larian di sepanjang koridor. Semua terlihat sibuk dengan urusan mereka yang entah apa. Berhubung posisinya berdiri sekarang ini dirasa menghalangi jalan, membuat Jungwon seketika memilih menggeser tubuhnya agar tidak tersenggol. Akan tetapi, tiba-tiba saja dia seolah ditabrak oleh sesuatu yang cukup kencang, tetapi tidak membuatnya terjatuh sama sekali. Hanya sedikit oleng.
Namun, yang membuat Jungwon membelalakkan matanya seketika adalah saat orang-orang yang berlarian itu hanya melewati tubuhnya begitu saja. De javu. Saat itu juga, Jungwon jadi mengingat Jay.
Cowok itu meneguk salivanya sambil memperhatikan kedua telapak tangannya dengan tatapan tak percaya. "Anjir," ujarnya. "Masa iya, sih, gue udah mati?"
Karena penasaran, Jungwon ingin mencoba lagi. Dia berlari ke arah orang-orang dan mencoba menembusnya. Hasilnya? Wush! Dia hanya bagaikan angin yang bisa menembus orang begitu saja.
"Kok serem, ya? Masa iya gue tiba-tiba mati, sih?!" Jungwon meringis tak percaya. Jadi, alasannya berada di rumah sakit ini adalah karena ... dia sudah meninggal? "Tapi gue mati gara-gara apa sih, njir?"
Jungwon frustrasi, astaga. Serius, deh. Namun, segala pertanyaannya tentang 'kenapa dia bisa mati?' tiba-tiba saja tergantikan oleh sesuatu yang membuat matanya membelalak seketika. Sebuah kalender digital tak jauh dari posisinya---letaknya tepat di atas meja resepsionis.
"Sabtu ... sembilan Februari ...." Bola mata cowok itu semakin membelalak kala mengeja kata selanjutnya. "Empat belas tahun lalu, anjir! Sumpah, ini sebenernya kenapa, sih?!"
"Bagaimana? Aman?"
Jungwon otomatis menoleh saat terdengar suara lain yang berbicara tak jauh dari tempatnya. Terlihat dua orang lelaki yang terlihat biasa-biasa saja, tetapi saling berbisik satu sama lain. "Ngapain pake acara bisik-bisik segala, sih?" gerutu Jungwon.
"Aman. Joo Hyun sudah membawa bayi itu. Kita tinggal bergerak cepat agar tidak ketahuan."
"Bayi?" Jungwon bermonolog. Dia terus memperhatikan orang-orang itu dan tanpa sadar, kakinya bergerak mengikuti langkah dua lelaki itu begitu saja.
Keduanya memasuki sebuah mobil yang terlihat sudah disiapkan agar mereka bisa segera pergi. Karena itu, Jungwon jadi tidak bisa mengikuti mereka lagi. Cowok itu berdecak kesal. "Jadi penasaran gini gue, anjir." Ia menendang-nendang udara. Lalu, karena gabut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelahnya, Jungwon memutuskan untuk kembali memasuki gedung rumah sakit.
"Joo Hyun ... Joo Hyun ...." Jungwon menggigit bibir bawahnya sambil mengingat-ingat. "Namanya kayak pernah denger, tapi siapa, ya?"
"Anak aku mana, Mas?! Mana anakku?! Mana bayi kita, Mas?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓
Fiksi Penggemar[JayWon FF AU] 'BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD/' "Setan doang kok banyak bacot, sih, lo?!"---Yang Jungwon. "Gue bukan setan, woy, plislah!"---Jay Park. ___________________________ Title: A Ghost-ing Me! (A Ghos...