"Dugaan saya, sepertinya memang ada yang menggerakkan Byun Sara di sini, Tuan. Karena tidak mungkin ia melakukannya tanpa alasan."
Park Junhui mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Dipejamkannya kedua mata untuk meredam emosi, begitu juga dengan tubuhnya yang didudukkan. Ayah dua anak itu berusaha mengatur napasnya susah payah, sementara Hansol yang baru saja menyampaikan analisisnya hanya diam saja.
"Apakah orang-orang itu menganggap jika nyawa anak-anakku adalah mainan?" tanya Jun dengan raut datar. Jantungnya berdebar tak nyaman ketika rasa takut menguasai pikirannya lebih dalam.
Ingatannya kembali terlempar pada beberapa jam lalu, saat ia dan sang istri membawa putra bungsu mereka ke rumah sakit. Mulanya, tidak ada yang teramat mengkhawatirkan kecuali Jungwon yang tidak sadarkan diri. Akan tetapi, saat di perjalanan, tiba-tiba saja remaja laki-laki itu mengalami kejang-kejang. Bukan main paniknya Eunha kala itu, terlebih saat darah segar terlihat mengalir keluar dari belah bibir putranya.
Bak kesetanan, Jun mengendarai mobilnya dengan tergesa-gesa. Beruntungnya Tuhan masih memberikan keselamatan baginya hingga akhirnya Jungwon dapat ditangani di rumah sakit tepat waktu.
Begitu tiba, remaja laki-laki itu langsung dibawa ke IGD untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Barulah setelahnya dokter dan timnya mengupayakan segala cara untuk menyelamatkan nyawa putra bungsu dari salah seorang yang cukup berpengaruh atas berdirinya rumah sakit tersebut---Park Junhui.
Menurut gejala yang ditimbulkan, tim dokter menyimpulkan jika Jungwon mengalami keracunan makanan. Ditambah lagi dengan sampel susu yang telah dibawa ke laboratorium oleh Hansol untuk diperiksa, menunjukkan hasil serupa yang dikatakan dokter. Akan tetapi, racun yang tertelan oleh Jungwon terbilang sebagai racun jenis baru yang belum ditemukan penawarnya.
Racun itu sendiri diperkirakan dapat membunuh seseorang dalam waktu kurang dari dua jam jika tidak langsung diambil tindakan. Terlebih lagi, reaksi dan gejala yang dialami tidak seperti pasien keracunan pada umumnya seperti mual, muntah dan pusing kepala sebab reaksinya lebih buruk daripada itu.
Dokter memutuskan untuk melakukan tindakan gastric lavage atau bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang telanjur tertelan. Tindakan itu sendiri sudah berhasil dilakukan beberapa jam lalu, tetapi berhubung kondisi Jungwon yang semakin memburuk, akhirnya remaja itu harus dirawat di ruang ICU hingga detik ini.
"Apa yang mereka dapat setelah membuat anak-anakku menderita?" Sempat hening selama beberapa waktu, sebelum Jun kembali bersuara. Hansol sendiri memilih diam, sebab ia tahu jika sang atasan sedang berusaha mengenyahkan perasaan takut yang bercokol dalam hatinya saat ini.
"Saya bisa kasih mereka apa pun, Hansol." Jun berujar lirih. Kepalanya tertunduk dalam-dalam, sementara kedua tangannya saling meremas satu sama lain. "Apa pun akan saya berikan, termasuk nyawaku sendiri, asal jangan buat keluargaku menderita."
Perlahan, Hansol memberanikan diri untuk menepuk punggung sang atasan dengan lembut, sebanyak satu kali. Ia mengambil posisi duduk di samping atasannya itu untuk mencoba menguatkan.
"Apa saya harus mati dulu, baru mereka berhenti mengusik keluargaku?"
Pertanyaan dari sang atasan membuat Hansol tak tahu harus menjawab apa. Dia yang sudah bekerja selama bertahun-tahun dengan Keluarga Park ini tentu sudah sangat mengetahui bagaimana sifat sang atasan. Terkadang, Junhui adalah seorang yang begitu percaya diri akan apa pun langkah yang ia ambil. Akan tetapi, pada beberapa kesempatan untuk lelaki dia anak itu akan menjadi orang yang berbeda. Lebih banyak khawatir dan takut berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓
Fanfiction[JayWon FF AU] 'BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD/' "Setan doang kok banyak bacot, sih, lo?!"---Yang Jungwon. "Gue bukan setan, woy, plislah!"---Jay Park. ___________________________ Title: A Ghost-ing Me! (A Ghos...