Setelah membaca surat dan buku harian yang ditulis oleh mendiang sahabatnya---Joo Hyun, Hye Rin meminta kepada Jungwon untuk diantarkan ke makam di mana sang sahabat dikebumikan. Berhubung dirinya juga sudah lama tidak mengunjungi makam Nenek Nam, makanya dengan senang hati Jungwon mau mengantarkan.
Jay ikut menemani nenek dan adiknya yang hendak pergi ke makam Nenek Nam, sementara Papa Jun dan Mama Eunha, memilih menunggu di rumah karena ada beberapa hal yang perlu diurus. Salah satunya adalah saat Nenek Park menunjukkan isi surat dari Joo Hyun yang mengatakan jika dirinya telah disuruh oleh seorang wanita untuk menculik Jungwon ketika masih bayi dulu. Keduanya berencana untuk mencari tahu siapa kiranya dalang dari semua persoalan yang menimpa keluarga Park.
Nenek dan kedua cucunya itu pergi menggunakan mobil, dengan diantar oleh sopir. Mulanya, Nenek Park dan Jay berpikir jika Jungwon akan mengarahkan mereka ke pemakaman seperti pada umumnya. Namun, setelah melewati waktu kurang lebih dua jam sejak berangkat dari rumah, mereka tak kunjung sampai juga.
"Mohon maaf, Den Jungwon. Apakah masih jauh?" Pak Sopir bermarga Lim di depan sana, bertanya kepada putra majikannya yang duduk di kursi penumpang.
"Sebentar lagi sampai, Pak," jawab Jungwon. "Tapi habis ini, mobil nggak bisa naik ke bukitnya."
Dahi Nenek Park dan Jay seketika berkerut bingung. "Bukit?" tanya Jay kepada sang adik. "Maksud Adek, Nenek Nam dimakamkan di ...?"
"Iya, Bang." Jungwon menjawab seraya mengalihkan tatapannya ke jendela. Kebetulan, posisi dirinya berada di sisi kanan, Nenek Park di tengah dan Jay di bagian kiri dekat jendela. "Waktu itu, nggak ada yang mau makamin Nenek Nam di pemakaman umum. Jadinya mereka bawa jasad Nenek Nam ke bukit yang jauh dari tempat tinggal dulu."
Sepasang nenek dan cucunya itu seketika terdiam. Terlebih lagi Nenek Park yang tiba-tiba saja merasakan jika jantungnya diremat kuat-kuat. Selama puluhan tahun, ia hidup dengan gelimang harta, kasih sayang dari keluarga dan kebahagiaan yang selalu saja datang menyelimutinya. Tanpa ia sadari jika sosok sang sahabat yang dulu sempat mengisi hari-harinya harus hidup menderita bahkan di sisa akhir hidupnya.
Tidak berapa lama, ketiganya sampai di tempat tujuan. Walaupun harus sedikit usaha keras untuk naik ke puncak bukit yang tak begitu tinggi, tetapi beruntungnya ada undakan-undakan tanah yang berbentuk seperti tangga untuk memudahkan pendakian.
Makam Nenek Nam yang dimaksud oleh Jungwon hanyalah gundukan tanah yang sudah ditutupi oleh rerumputan. Ditandai dengan sebuah batu berukuran sebesar kepala bayi yang diberi inisial NJH karena kekurangan cat untuk menulis nama lengkap mendiang Nenek Nam di sana.
Air mata Nenek Park jelas tak dapat lagi dibendung. Harapan yang selalu dijadikannya doa, kini benar-benar dikabulkan Tuhan. Namun, sayangnya pertemuan antara dirinya dan sang sahabat yang telah lama tak dijumpa tidak seperti yang selama ini terbayang. Rasanya jauh lebih menyakitkan.
"Joo Hyun ...." Hye Rin bersuara dengan nada yang terdengar lirih. "Maaf karena terlambat datang menemuimu."
Sejatinya, Hye Rin juga tidak tahu sampai kapan Tuhan memberikannya kesempatan untuk hidup. Namun, setelah melihat dua sahabatnya yang lebih dulu berpulang---Joo Hyun dan Heechul---seketika itu pula ia berpikir mungkin waktunya di dunia ini tak akan lama lagi. Senyum haru di tengah air mata yang berjatuhan, tersungging dari sosok Hye Rin. Karena usianya yang semakin menua, dia hanya memiliki satu harapan. Semoga Tuhan mau mempertemukannya dengan kedua sahabatnya di keabadian kelak.
Joo Hyun, tolong ampuni aku, ujarnya dalam benak. Seandainya aku lebih dulu mengetahui jika dirimu menyukai mendiang suamiku, aku akan mengikhlaskannya untukmu.
Sayangnya, semua sudah terlambat, bukan? Waktu tak dapat diulang dan yang harus Hye Rin lakukan sekarang adalah menanti Tuhan menjemputnya sambil terus berdoa agar Tuhan kembali mempertemukannya dengan orang-orang yang ia cintai di surga nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓
Fanfiction[JayWon FF AU] 'BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD/' "Setan doang kok banyak bacot, sih, lo?!"---Yang Jungwon. "Gue bukan setan, woy, plislah!"---Jay Park. ___________________________ Title: A Ghost-ing Me! (A Ghos...