"Jangan lupa dibersihin dulu, ya, Sayang, sebelum pergi. Anggap aja sekalian buat cicil utang lo sama sekolah!"
Gelak tawa dari puluhan bahkan ratusan orang-orang yang memiliki label 'anak sekolah' itu bergema di telinga Jungwon. Kepalanya terasa penuh oleh kata-kata tajam dan menusuk dari semua orang yang pernah ia dengar. Begitu juga dengan tubuhnya yang sekarang terlihat begitu kotor. Mungkin, jika dibandingkan dengan tempat sampah, dia sudah tidak ada bedanya lagi.
Aroma anyir telur, bau dari kuah makanan, dan juga sampah memenuhi rongga hidungnya. Tubuh kurusnya dipenuhi oleh tepung yang basah karena air. Begitu kotor dan jika orang-orang melihat, mereka pasti akan langsung muntah karenanya.
Jungwon hanya bisa berlutut dengan mata terpejam sampai suara-suara berisik yang membuat kepalanya terasa sakit seperti akan meledak itu perlahan menghilang. Di tengah suasana yang mulai sepi itu, Jungwon membuka matanya dengan gerakan lambat. Tatapan terasa buram dan sakit karena serbuk tepung yang tak sengaja masuk ke matanya. Ia ingin menggosok matanya menggunakan punggung tangan, tetapi mengingat tangannya juga kotor, seketika membuat Jungwon mengurungkan niatnya.
Ia bergerak untuk meraih alat-alat kebersihan yang berada tak jauh darinya. Dengan gerakan lambat, ia mulai membersihkan kekacauan yang sejatinya bukan dibuat olehnya. Tatapan cowok itu terlihat kosong. Rasanya masih tetap saja. Ia ingin sekali menangis, tetapi air mata bahkan enggan keluar.
Jungwon tahu, mungkin ia terlihat begitu bodoh karena setelah dirundung sebegitu parahnya oleh orang-orang berkedok anak sekolah itu, sampai-sampai tubuhnya kotor seperti sekarang, tetapi dia masih menyempatkan diri untuk membersihkan segala kekacauan yang terjadi.
Siapa bilang jika ia tidak ingin menolak? Dia ingin. Sangat ingin. Tetapi otak dan tubuhnya seolah-olah memang sengaja diproses untuk selalu menuruti perintah dari orang-orang. Bahkan setelah sebegini menyakitkannya hal yang ia dapatkan, Jungwon tetap rela menyisihkan waktunya untuk membersihkan segala kekacauan yang ada.
Cowok itu mengabaikan perutnya yang sejak tadi berbunyi karena lapar, pun juga dengan lambungnya yang seolah-olah melilit, saking kosongnya karena sudah beberapa hari tidak diisi makanan. Lagi pula, memangnya mau makan apa dia? Ia benar-benar tidak memegang sepeser pun uang dan tidak pula memiliki pekerjaan.
Beberapa hari, ia hanya mampu mengganjal perutnya dengan air. Atau kalau sedang beruntung, ia bisa mendapatkan makanan sisa dari tempat sampah. Akan tetapi, kenyataannya dia memang benar-benar sial sekarang.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, mendadak Jungwon tertawa sendiri. Tangannya masih sibuk membersihkan kekacauan yang ada, sementara tubuhnya berguncang karena tertawa. "Jungwon bodoh," gumamnya tanpa sadar.
"Jungwon bodoh ...."
Suara cowok itu terdengar begitu lirih, bahkan angin saja seolah tak bisa mendengar suaranya.
"Nenek pasti nyesel karena udah besarin gue ... pasti Nenek nyesel ... Nenek pasti nggak tenang di alam sana karena nyesel udah besarin gue ...."
Selesai dengan urusan membersihkan kekacauan di lapangan, Jungwon memilih menarik diri untuk membersihkan tubuhnya pula. Semasa bodoh jika nanti ada yang memarahinya karena memakai kamar mandi sekolah. Semasa bodoh. Jungwon hanya ingin membuat tubuhnya terbebas dari tepung-tepung yang melekat di pakaian usangnya.
Jungwon mengunci dirinya di dalam bilik kamar mandi. Berlutut di lantai yang dingin, lantas membanjur tubuhnya berkali-kali dengan air. Menggosok tubuh kurusnya itu dengan begitu kasar sambil sesekali mengumpati dirinya sendiri.
Sungguh. Tidak ada yang paling Jungwon benci di dunia ini kecuali dirinya sendiri.
JAYWON
![](https://img.wattpad.com/cover/267863521-288-k537368.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓
Fiksi Penggemar[JayWon FF AU] 'BUKAN BXB YA ANJIR, CAPEK SAYA NGASIH TAU ಥ‿ಥ /FRUSTRASI LEVEL HARD/' "Setan doang kok banyak bacot, sih, lo?!"---Yang Jungwon. "Gue bukan setan, woy, plislah!"---Jay Park. ___________________________ Title: A Ghost-ing Me! (A Ghos...