Happy Reading.
Typo tandai!
---------------
Dua gadis berlari terbirit-birit di sepanjang koridor fakultar ekonomi. Sepertinya mereka terlambat.
"Ayo, Liv. Lama banget lari lo."
"Sabar napa, Dann. Ngos-ngosan nih gue, berhenti dulu ya."
Dania, gadis itu menoleh kebelakang sebentar. "Gila aja lo, kita telat sepuluh menit nih gara-gara ngegosip."
"Hos ... hos ... akhirnya sampai juga, hah ...." ucap Oliv dengan masih mengatur nafasnya. Mereka berdua bersahabat sejak SMA.
"Jangan seneng dulu, nanti di dalam kita pasti kena siraman rohani," sahut Dania. "Oke, tarik nafas. Hembuskan, hufftt ...."
Tok tok tok
"Masuk," ucap seseorang dari dalam, yaitu dosen yang tengah mengajar di kelas itu sekarang.
"Dann, deg-degan," bisik Oliv ketika Dania membuka pintu kelas. Dania tidak memperdulikan keluhan sahabatnya itu, karena saat ini semua pasang mata menuju ke arah mereka.
"Maaf, Pak, izin masuk." Dania berujar sopan. Karena dosen di depannya itu super killer.
"Siapa?"
"Hah?!" Disaat seperti ini, Dania malah lemot.
"Siapa yang mau izin masuk?" Alan-dosen muda yang super killer itu, mengulang pertanyaannya.
Dania ber-oh sembari mengangguk, "Saya dan teman saya, Pak," jawabnya.
"Teman kamu siapa? Apakah kamu hanya memiliki satu teman, sehingga tidak mengatakan namanya? Apakah kamu pikir saya tahu tentang teman kamu itu?"
Dania mengerjap bingung, persis seperti orang linglung. "Gimana sih ini?" gumamnya kepada diri sendiri.
Beberapa detik setelahnya, ia sadar sedang di permainkan dosennya itu. "Pak Alan yang masih muda, saya masuk dengan siapa? Bapak lihat sendiri kan saya terlambat dengan Oliv. Apakah mata Bapak sudah rabun? Haruskah saya rekomendasikan optik terkenal atau dokter mata?"
Mampus kan, penyakit jahil Dania keluar juga akhirnya. Dania di lawan.
Sedangkan Oliv, gadis itu hanya meringis karena namanya di bawa-bawa di perdebatan mereka itu.
Alan berdehem, menetralkan rasa malu sekaligus kesalnya kepada gadis yang saat ini tengah tersenyum mengejek. "Apa alasan kalian terlambat?" tanyanya.
Otak kecil Dania di paksa untuk memikirkan jawaban yang pas, agar dosennya ini mau mengizinkannya duduk serta mengikuti pelajaran.
"Saya dari perpustakaan, Pak. Tadi tuh Oliv-"
"Dania ketiduran di perpustakaan, Pak, jadi saya berniat membangunkannya. Tetapi Dania itu kalau sudah tidur, lupa bangun."
Dania melotot tajam kearah sahabatnya, sudah menyela ucapannya, dan sekarang seenaknya saja menjadikan dirinya sebagai alasan. Oliv, istirahat gue cekek lo, batinnya.
"Gadis macam apa yang tertidur di perpustakaan kampus? Tak tahu malu."
Oke fiks, sifat killer dosen telah keluar guys. Dania juga sih, tadi memancingnya.
"Pak say-"
"Oliv kamu boleh duduk. Dania tetap di sini," ujar Alan.
"Tapi pak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan 2 [END]
General Fiction[COMPLETED] Hancurnya sebuah hubungan bukan hanya karena orang ketiga. Tetapi sudah hilangnya rasa percaya. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan penyebab kandasnya hubungan mereka. Rank #2 rekankerja (17-06-2021) Rank #3 dania (29-09-20...