Bab 34 : Bertemu

239 49 4
                                    

Setelah sekian purnama aku bertapa, akhirnya update juga.

Tarik nafas dan siapkan mental terlebih dahulu😗

Happy Reading.

———————————————

Dania tidak fokus bekerja karena teringat ucapan Rizki kemarin. Besok adalah hari yang seharusnya menjadi hari bahagia untuk pasangan yang akan mengikat hubungan dengan pertunangan. Namun, hati Dania masih ragu.

Gadis itu juga belum memberitahu Farel mengenai hal ini. Apa yang akan terjadi jika Farel mengetahuinya? Itulah kira-kira pertanyaan yang ada dalam benak Dania.

Hari sudah sore karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Pegawai store-nya pun sudah bergantian sif. Biasanya Dania akan pulang pukul 15.30 WIB. Dan ia akan menyerahkan store kepada orang kepercayaan selagi ia sudah pulang, dan menyuruhnya untuk menutup store pukul 22.00 WIB.

Tok tok. Dania melirik ke arah pintu ruangannya yang diketuk. "Masuk," ujarnya tak minat. Sebenarnya, ia sangat malas untuk berbicara dengan siapapun saat ini.

Pegawai perempuan yang tadi mengetuk pintu pun masuk. "Mbak, tadi ada ibu-ibu yang borong seratus paket skincare. Uangnya sudah ditransfer ke rekening store."

"Iya, sudah saya cek."

"Mereka tadi minta ketemu langsung sama Mbak Dania. Tapi nggak saya izinin, karena sepertinya Mbak Dania sedang bad mood." Pegawai itu memelankan dua kata terakhir.

Dania menggelengkan kepalanya. "Nggak, kok. Lain kali kalau ada yang ingin bertemu sama saya, izinin saja, ya." Mau bagaimanapun, ia harus tetap melayani pembeli dengan profesional.

Pegawai itu menundukkan kepalanya. "Maaf, Mbak," ucapnya.

"Iya, nggak apa." Dania menggerakkan lehernya ke kanan lalu ke kiri. "Saya sudah mau pulang. Jangan lupa seperti biasa, ya. Tutup jangan sampai telat, kasian pegawai lainnya. Dan jangan lupa rekap keuangan hari ini kirim ke e-mail saya."

"Baik, Mbak. Oh iya, Mbak. Tadi ada salah satu pegawai yang mau mengambil uang gajinya, katanya penting."

"Kamu kasih setengah saja, itu sudah aturan store." Dania mengambil tas selempangnya dan berdiri dari duduknya. "Ya sudah, saya mau pulang dulu."

Pegawai itu mengangguk dan mengikuti Dania keluar dari ruangan bosnya. Setelah mereka keluar, Dania tak lupa mengunci ruangannya, karena itu  adalah privasi dirinya.

Sama seperti kemarin, hari ini Dania menggunakan mobil putih untuk berangkat dan pulang dari store-nya. Setelah memasang sealtbelt, Dania menginjak pedal mobilnya, sehingga mobil putih elegan berplat B itu pun membelah jalanan sore ibu kota.

Sibuk memikirkan ucapan Rizki sembari melamun, Dania hampir saja menabrak sebuah motor yang berhenti tepat di depannya karena lampu merah. Untung saja ia dengan sigap mengerem mobilnya. Tetapi, dahinya malah terpentok dasboard.

"Ssstttss ...." Ia meringis sembari memegangi dahinya. Lalu kembali duduk tegak seperti semula.

Lampu berubah menjadi hijau, Dania kembali melajukan mobilnya, kali ini lebih hati-hati. Setelah hampir lima belas menit perjalanan, mobilnya kini sudah terparkir rapi di garasi rumahnya.

"Assalamualaikum," salamnya ketika memasuki rumah.

"Waalaikumsalam." Ternyata Lita dan Calvin sedang duduk di ruang tengah sembari menonton televisi.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang