Love buat yang baca ❤
Hati-hati typo!
Happy Reading<3
———————————————
"Proposal, kan, sudah ada di kamu. Nanti akan saya ajukan lagi proposal berikutnya."
"Kenapa pake bahasa formal, sih, Dann?"
"Kan, lagi bahas pekerjaan. Gimana, sih!"
Farel menghela nafas pasrah. "Tapi nggak enak, Dania ...," rengeknya.
"Bodo! Lanjut, ya. Jadi sesuai dengan yang saya bicarakan waktu rapat di kantor kamu, kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tiga puluh persen dari keuntungan utama. Berarti total keuntungan masing-masing pihak adalah delapan puluh persen dari modal utama. Karena kita sudah mencapai target, bahkan melebihi target."
Dania yang sudah selesai membaca file pun mendongak, matanya melotot kecil ketika Farel menatap dirinya tanpa berkedip.
"Kamu dengerin saya nggak, sih?"
Rupanya pemuda itu sedang melamun sembari senyum-senyum sendiri.
"FAREL?!"
Farel tersentak kaget. "Apa?" tanyanya.
"Kenapa bengong, sih, lo?!"
Farel tidak menjawab, ia justru berkata, "Cantik," pujinya. Matanya tak berpaling dari wajah cantik Dania sedikit pun.
Dania memutar bola matanya malas. "Gue emang cantik dari lahir," sombongnya.
"Bulu mata palsu lo yang cantik. Baru, ya?"
"Gue nggak pake bulu mata, ya."
"Eh, mode lo-gue lagi." Farel menjeda sejenak ucapannya, "Masa, sih? Palsu pasti, kan?" tudingnya.
"Nih, cek sendiri!" Dania mencondongkan wajahnya agar lebih dekat dengan Farel, matanya pun tertutup agar Farel bisa lebih jelas melihat bulu matanya yang asli.
Melihat tingkah Dania yang seperti itu, Farel menarik kedua pipi Dania gemas, membuat gadis itu mengaduh kesakitan. Terkadang Farel heran, Dania, kok, sekarang pipinya jadi chubby?
"Ish, sakit tau." Dania memundurkan wajahnya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Lo sekarang chubby, ya, Dann?"
"Kebanyakan makan hati ... mungkin." Farel terbahak mendengar penuturan Dania.
"Besok ke nikahan Oliv Angga, lo sama gue, ya?" ujar Dania. Ia baru kepikiran hal ini.
Farel menggeleng. "Gue mau sama Citra," jawabnya.
Sebuah bolpoin mendarat mulus di kepala Farel. Pemuda itu terbahak karena ekspresi wajahnya mantan kekasih sekaligus calon pacarnya. Mungkinkah Dania cemburu?
"Bapak Vano, pintu keluar sebelah sana." Dania menunjuk pintu keluar ruangannya. Melihat Farel yang masih tertawa, gadis itu mendengus.
Farel meredakan tawanya, lalu menghampiri Dania, memeluknya dari samping. "Ngapain, sih, peluk-peluk? Lepas nggak?" sentak Dania.
Farel semakin mengeratkan pelukannya. Dalam posisi Dania yang masih duduk di kursi, dan dirinya berdiri, pemuda itu harus membungkukkan badannya agar bisa memeluk Dania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan 2 [END]
General Fiction[COMPLETED] Hancurnya sebuah hubungan bukan hanya karena orang ketiga. Tetapi sudah hilangnya rasa percaya. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan penyebab kandasnya hubungan mereka. Rank #2 rekankerja (17-06-2021) Rank #3 dania (29-09-20...