Ektra part lagi

300 34 5
                                    

15 tahun kemudian...

"MAMAAAAAAA."

Dania yang sedang memasak dibuat terkejut saat mendengar lengkingan suara anaknya. "Kenapa pulang sekolah teriak-teriak, sih, Zell?" Wanita itu mematikan kompornya.

Sang anak berlari menuju ke arahnya sembari tersenyum cerah. "Tadi masa Zella ketemu temennya Ares, dia—"

"Nggak salim dulu sama Mama?" sela Dania sembari menyodorkan tangan kanannya.

Azella Agatha Raigan, anak kedua dari pasangan Dania Rahma Calista dan Farel Stevano Raigan. Perempuan cantik yang mempunyai dagu belah, membuat siapapun yang melihatnya akan memujinya manis.

"Hehe," kekehnya, lalu meyalimi tangan sang mama.

"Tadi temennya Ares ganteng banget tau, Ma. Namanya emmm ... siapa, ya? Zella lupa. Intinya dia tuh ganteng banget, ngalahin Papa. Fiks, cowok ganteng itu mau Zella pepet sampe dapet," ujar Azella dengan semangat yang menggebu-gebu.

Allahuakbar. Anak siapa sih ini? Perasaan gue sama Mas Farel nggak gini deh dulu. Batin Dania frustasi. Pasalnya anaknya ini masih kelas 8 SMP, mau main pepet anak orang saja.

"Abang kamu mana?" tanya Dania kemudian.

"Assalamualaikum," ujar seorang lelaki yang baru saja masuk ke dapur.

"Waalaikumsalam," jawab Dania dan Azella.

"Nah, itu dia. Zella mau ganti baju dulu, ya, Ma." Perempuan itu berjalan riang menuju ke kamarnya.

Sedangkan lelaki tadi, menyalimi tangan Dania, lalu menyandarkan kepalanya di pundak sang mama. "Kayaknya capek banget Abang, kenapa?" tanya Dania sembari mengelus sayang rambut lebat sang anak sulungnya.

"Capek ngadepin tingkah Zella di sekolah yang ada-ada aja," adunya. Ya begitulah Alvares ketika bersama Dania. Manja. Terkadang, Farel sampai cemburu melihatnya. Namun Alvares tetap anaknya sendiri.

Dania terkekeh, "Kalian kembar tapi beda banget. Mama sayang kalian." Perempuan itu mengecup kening putranya sayang.

Dia, Alvares Anantha Raigan, kakak kembar Azella. Hanya selang waktu sepuluh menit lahirnya. Lelaki yang tidak peduli sekitar namun aslinya sangat perhatian.

"Wihh, apa nih peluk-peluk?" ujar seorang lelaki lebih muda satu setengah tahun dari Vano dan Azella. Dia, Gibran Glenn Raigan, adik kandung Alvares dan Azella.

Bisa dibayangkan bagaimana repotnya Dania ketika mengurus tiga anak ang umurnya tidak beda jauh? Entah bagaimana konsep Farel ketika merencanakan pembuatan anak.

Alvares mendengus karena adinya suka muncul tiba-tiba, lelaki itu menegakkan tubuhnya. "Ma, Ares ganti baju dulu, ya," ijinnya.

"Nanti turun, makan," pesan Dania yang diangguki anak sulungnya itu.

Gibran menghampiri Dania dan menyalimi tangan wanita itu. "Papa hari ini lembur nggak, Ma?" tanyanya kemudian.

"Kayaknya, sih, enggak. Kenapa?"

"Nanti mau Gibran ajak nobar bola tengah malem."

Dania terkadang heran, ketiga anaknya dari dalam rahim yang sama, namun sifatnya sangat jauh berbeda.

"Yaudah lah terserah kamu. Sana ganti baju, nanti turun makan." Kali ini Dania berpesan kepada anak bontotnya.

Gibran hormat layaknya sedang upacara, "Siap laksanakan, Ibu negara." Lalu lelaki itu mengecup pipi Dania sayang dan berlalu menuju kamarnya.

Sedangkan Dania terkekeh sembari menggelengkan kepalanya. Keluarganya sangat random dan itu adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

🍦🍦🍦

"Selamat pagi, calon pacar," sapa Azella kepada lelaki di hadapannya penuh semangat.

Tetapi yang disapa hanya diam tanpa menatap Azella dan terus berjalan menuju kelasnya, membuat Azella harus berlari kecil agar bisa menyamai langkahnya.

Sampai di kelas, Arhan duduk di bangku nomor dua dari depan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, saatnya Azella beraksi.

Perempuan itu duduk di bangku pertama dari depan, tepatnya di depan Arhan. Ini bukan kelasnya, tapi tak apa. Demi crush, Azella rela pagi-pagi ke sini. "Arhan tau nggak bedanya Arhan sama ojek?"

"Nggak!" Arhan menjawab malas sembari membuka bukunya.

"Kalo ojek jauh deket ongkosnya beda, kalo Arhan jauh deket gantengnya sama," gombal Azella. Ya begitulah Azella, ratu gombal sebutannya.

"Asekkk!!! Lanjut, Zell," teriak Edgar yang masuk kelas bersama kembaran Azella.

Azella terkekeh karena ekspresi wajah Arhan, sangat gemas menurutnya. Dia suka. Ah, tidak. Sepertinya apapun yang dilakukan Arhan, ia pasti suka.

"Zell, sana balik ke kelas lo," usir Alvares kepada adik kembarnya.

Azella menatap kembarannya kesal. "Ihh, bentar. Gue belum selesai," tolaknya. Perempuan itu menghadap ke Arhan lagi.

"Arhan," panggil Azella menuntut. Mau tak mau Arhan melirik ke arahnya, walaupun dengan sangat malas.

"Zella balik ke kelas dulu ya, soalnya hari ini Zella tambah sibuk," ujarnya.

"Sibuk apa lo, Zell?" Bukan Arhan yang menjawab, melainkan Edgar. Lelaki itu dan Alvares seperti biasa, hanya menjadi pendengar sekaligus tim hore Azella dan Arhan.

"Sibuk mikirin kamu," jawab Azella tertuju pada Arhan yang melihatnya ngeri.

Setiap hari lelaki itu harus memakan gombalan-gombalan receh Azella. Bukannya terbawa perasaan, tapi Arhan malah pusing.

"Nggak usah ganjen, sana balik ke kelas lo!" usir Alvares lagi. Sebenarnya ia sedikit malu mempunyai kembaran bucin akut seperti Azella. Apa lagi perempuan itu juga mendapat julukan ratu gombal.

Tapi, gombalan Azella hanya berlaku untuk Arhan seorang. Tenang saja.

"Arhan jangan kangen ya. Kangen itu nggak enak, lebih baik nanti Zella samperin aja. Bye!"

Setelah Azella pergi dari kelas mereka, Edgar terbahak, "Zella sok imut banget kalo sama Arhan."

Sedangkan Arhan, lelaki itu hanya diam dan terus mengoreksi hasil pekerjaannya tadi malam.

Alvares juga memilih menyumpal telinganya dengan earphone. Malas membahas kembarannya yang kurang waras.

Di kelasnya, Azella senyum-senyum sendiri bak orang gila. Menggombali Arhan adalah rutinitas yang tidak boleh dilewatkan. Ia ingin Arhan tahu seberapa besar rasa sukanya kepada lelaki itu.

END.

UDAH BENERAN ENDING YA GUYS. AKU GABUT AJA JADI BIKIN EKSTRA PART LAGI.

NIATNYA MAU BIKIN SEQUEL NOT BAPERAN. IYA, CERITANYA AZELLA, SI RATU GOMBAL.

TAPI ADA YANG MINAT NGGAK YA KIRA-KIRA.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang