Bab 6 : Salahkah?

365 52 3
                                    

Aku kasih love dulu nih ❤

Happy Reading.

———————————————

"Jadi gimana? Will you merry me?"

Dania bingung harus menjawab apa. Ia sama sekali tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Sebenarnya ia tahu bahwa Alan masih menyukainya, namun hati Dania masih beku.

"Aku nggak tau a'. Kasih aku waktu untuk berfikir," jawabnya.

Alan mengangguk, "Akan aku tunggu, Dann." Dosen muda satu ini pun tersenyum manis kepada Dania.

* * *

Begitu sampai di rumah, Dania diam. Memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan kepada Alan, sedangkan Alan sudah menanti jawabannya.

Dari pada memikirkan itu, lebih baik ia melepas kebaya yang menempel di tubuhnya, dan membersihkan diri.

Setelah selesai, Dania mengambil ponselnya, dan mengirim pesan ke sahabatnya.

Anda:
Liv, lo di rumah?

Olimpret:
Iya. Kenapa?

Anda:
Nanti gue cerita
Gue otw ya

Olimpret:
Okey

Sesampainya di rumah Oliv, Dania langsung menubruk tubuh sahabatnya erat sembari menangis, tetapi tidak keluar air mata. Aneh kan?

"Lo kenapa? Gara-gara pak Alan?" tebak Oliv tepat sasaran, karena Dania mengangguk sebagai jawaban.

"Astaga Dania. Dilamar aja sebegitu terharunya lo." Oliv heran dengan sahabatnya ini, dilamar dosen idola bukannya senang, tapi malah menangis. Karena itu, Oliv berfikir Dania bukan nangis sedih, tetapi menangis haru.

Dania melepas pelukannya, lalu mengusap ingusnya menggunakan lengan bajunya. Melihat itu Oliv bergidik ngeri.

"Jorok, ihh."

"Oliv, gue harus gimana? Gue nggak suka ataupun cinta sama a' Alan. Lo tau sendiri kan, kalo gue kaya mati rasa sama seseorang."

"Jadi, lo belum nerima lamaran pak Alan?" tanya Oliv yang dibalas gelengan kepala oleh Dania. "Ya udah, kalo gitu lo tolak aja," sambung Oliv.

"Nah, itu masalahnya. Gue nggak tau cara nolaknya gimana. A' Alan baik banget sama gue kalo di luar kampus, gue sama dia aja udah deket dari dulu. Gue nggak enak hati, Liv. Gue harus apa?" curhat Dania panjang lebar.

Oliv mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Kalo lo terima nanti kasian pak Alan, karena lo nggak cinta sama dia. Kalo lo tolak, lo yang nggak enak hati. Sebenernya sih semuanya terserah sama lo. Cuma gue kasih saran, turutin hati lo, Dann. Cari solusi dan jawaban yang menurut lo nggak akan membuat lo menyesal di kemudian hari."

"Gitu ya?"

Rasanya Oliv ingin mencekik Dania, kalau saja tidak ingat jika Dania ini sahabatnya. Dirinya sudah bicara panjang lebar, cuma ditanggapi begitu saja.

Tapi tak apa, karena Dania juga sering membantu menyelesaikan masalahnya dengan Angga.

"Iya, lo pikirin lagi ya. Atau mau gue kasih tau ke pak Alan soal ini?" tawar Oliv.

"Eh? Nggak-nggak. Nggak usah, nanti gue ngomong sendiri kok. Thank ya, Liv."

* * *

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang