Sepi amat nih lapak >_<
Happy Reading.
———————————————
"Assalamualaikum, Dania pulang," teriak gadis yang baru saja menginjakkan kaki di rumah bersama sang kakak.
"Waalaikumsalam, anak Mamah udah pulang. Gimana kerjasama dengan PT Foods One?" Lita menggiring Dania dan Rizki untuk duduk di sofa.
"Lancar, M—"
"Lancar lah, kan client-nya mantan Dania," sela Rizki membuat Dania mencubit pinggangnya.
Lita menyerngit tak paham, "Mantan?" beonya. "Manajer pemasaran di perusahaan itu namanya Pak Vano, kan?"
Dania meringis kaku, "Farel, Mah," jawabnya.
Lita menutup mulutnya pura-pura terkejut, "Woww, jodoh memang nggak kemana ya," godanya, Rizki juga ikutan menggoda Dania.
Dania menatap ibu dan kakaknya datar, dan menutup kedua telinganya. "Nggak denger, nggak denger," ujarnya membuat Lita dan Rizki terbahak.
"Taulah. Nih, oleh-oleh." Dania menaruh empat paper bag di atas meja, lalu berlalu menuju ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Dania lebih dulu membersihkan badannya. Lalu terbaring di kasur king size nya. Tiba-tiba ia teringat sekelebat bayangan dimana Farel berbicara seperti menyindirnya di mall itu,
"Di kening lah, kan di bagian lain sama orang lain."
"Maksudnya gimana sih? Gue masih nggak paham, deh. Di bagian lain sama orang lain?"
Otak Dania menuntut untuk mencerna kata-kata itu. "Di bagian lain sama orang lain?" ulangnya sembari mengetuk-ngetuk dagunya.
"Emang gue pernah?"
Dania menjambak rambutnya frustasi, "Tau ah, pusing gue bisa-bisa."
Lalu dirinya teringat Citra beberapa kali bermesraan dengan Farel di depan matanya. "Mereka beneran pacaran?" monolognya lagi.
"Dann, stop! Lo udah move on, nggak usah mikirin mereka. Mau mereka pacaran kek, nikah kek, atau apa lah. GAK PEDULI." Dania berteriak di akhir kalimatnya.
Tok tok tok
"Dann, kamu nggak papa, kan?" Ternyata teriakan Dania membuat Lita khawatir.
Dania membuka pintu dan meringis malu, "Hehe, nggak papa, Mah. Tadi ada kecoa ngeledek aku, ya aku bilang 'nggak peduli', gitu," alibinya.
Lita bernafas lega, "Huh ... kirain kamu kepikiran tentang Farel dengan Cit—"
"Ya nggak lah," sela Dania cepat.
Lita memicingkan matanya, "Kalau nggak, ya nggak usah ngegas kaleee," ujarnya.
Dania tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya karena nada bicara sang Ibu. "Mamah di ajarin siapa sih bahasa kaya gitu?" tanyanya.
Lita cengengesan, "Dari media sosial dong," jawabnya.
Dania mencibir, "Hidih, udah tua makin jadi."
"Terserah Mamah dong, Mamah kan pengin kaya teman-teman Mamah. Setiap hari bikin story media sosial, jadi Mamah ikut-ikutan deh."
"Hadeh ... Mamah, Mamah."
Lita mengibaskan tangannya, "Yaudah deh, Mamah mau ke kamar dulu, bentar lagi Papahmu pulang. Bye," ucapnya lalu berlalu menuruni tangga.
Dania hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan absurd ibunya, lalu kembali lagi ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan 2 [END]
General Fiction[COMPLETED] Hancurnya sebuah hubungan bukan hanya karena orang ketiga. Tetapi sudah hilangnya rasa percaya. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan penyebab kandasnya hubungan mereka. Rank #2 rekankerja (17-06-2021) Rank #3 dania (29-09-20...