Bab 5 : Mengejutkan

384 56 8
                                    

Happy Reading.

———————————————

Pagi yang cerah ini, seorang gadis sedang berjalan dengan santai menuju kantin kampus. Karena satu jam lagi, ia akan ke ruang dosen pembimbing skripsinya.

Dania, gadis itu harus menyiapkan mental agar kuat untuk mendapat ocehan pedas dari dosennya.

Kadang ia heran, kenapa Alan itu beda dengan yang dulu, sewaktu dirinya masih SMA, dan Alan masih kuliah. Ah, sudahlah. Memikirkan itu, membuat Dania pusing.

Drrtt drrtt

a' Alan:
Ke ruangan saya
Sekarang!

Baru saja duduk di kursi kantin, tetapi sudah mendapatkan pesan dari Alan. Dania mendengus malas.

Anda:
Kan 1 jam lagi pak

a' Alan:
Protes? Nilai terancam!
Pilih D atau E?

"Serah lo dah, serah," dengus Dania. Mau tak mau ia harus ke ruangan dosen tercintanya itu.

Tok tok tok

"Masuk."

"Kenapa ya, Pak?" tanya Dania sopan.

Alan mengenakkan badannya, "Ya bimbingan skripsi lah. Kamu kira mau apa? Makan?!" jawab Alan datar, tetapi terdengar ketus.

"Kan masih satu jam lagi, Pak. Fitri sama yang lain juga belum berangkat," balas Dania.

"Saya nanti ada urusan. Kebetulan juga kamu sudah berangkat, jadi sekarang saja. Dari pada buang-buang waktu."

"Ouh, oke." Dania duduk di kursi depan Alan yang hanya terhalang meja.

"Memang sudah ada yang nyuruh kamu duduk?" sindir Alan.

"Eh?" Dania kembali berdiri.

Alan menahan tawa, harus jaga image sebagai dosen. "Sekarang boleh duduk," titahnya.

Sabar-sabar. Batin Dania.

"Sampai mana skripsi kamu?" Alan menutup laptopnya, lalu menghadap ke Dania sepenuhnya.

Dania langsung menepuk dahinya pelan. "Saya lupa bawa laptop, Pak, hehe," jawabnya.

"Niat bimbingan tidak? Laptop saja tidak di bawa. Kamu ke kampus cuma bawa badan saja? Ckckck, mahasiswi sekarang, tak niat kuliah sama sekali."

Baru juga beberapa menit Dania berada di sini, tetapi mulut pedas dosen itu langsung keluar. Mengalahkan pedasnya bon cabai.

Dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya, Dania menyerahkan hasil skripsinya yang kebetulan sudah di print. "Tenang, Pak, ada yang sudah saya print," ujarnya.

Alan menerima, dan mengeceknya dengan serius. Melihat itu, perasaan Dania mulai tidak enak.

"Apa ini, judul dengan isinya beda jauh. Tidak masuk akal sama sekali. Ini salah, ini juga salah, ini typo, ini harusnya huruf kapital. Banyak yang salah, revisi!" Alan membaca kesalahan-kesalahan dalam hasil skripsi Dania.

"Tapi, kata pak Reno itu sudah benar. Tinggal melanjutkan saja," sahut Dania tak terima.

"Sekarang pembimbing kamu itu saya, bukan pak Reno lagi. Mau nurut ya silahkan, mau tidak ya terserah kamu."

"Terus saya harus gimana, Pak?" tanya Dania lesu.

"Ya revisi. DARI JUDUL!"

Dania melototkan matanya kaget. "What?!" pekiknya.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang