Siapkan serbet, bacanya pelan-pelan oke?
Happy Reading.
———————————————
"Mah, Kak Dania mana?"
Lita menoleh ke anak tirinya. "Belum pulang, sayang." Lalu melanjutkan aktivitasnya tadi, mencuci piring.
Bahu Ara menurun lemas. "Yahh, padahal mau aku mau ke toko buku. Kak Dania juga udah janji mau temenin aku," ujarnya sedih.
Setelah mengelap tangannya ke serbet, Lita menghampiri Ara yang sedang duduk di meja makan. "Nanti besok aja, ya. Kak Dania mungkin masih sibuk di store-nya," hiburnya.
"Bang Rizki udah pindah rumah, sih. Kalo masih di sini, pasti aku ajaknya Bang Rizki aja."
Lita menanggapinya dengan tersenyum lembut. Ara lebih akrab dengan kakak pertamanya, dibandingkan dengan Dania.
"Ada yang lagi curhat, nih, kayaknya." Calvin datang dengan pakaian kantornya.
Dengan sigap, Lita mencium punggung tangan sang suami, dan mengambil tas jinjing Calvin. Sedangkan Calvin, ia mencium kening Lita sayang. Hal itu adalah rutinitas Calvin dan Lita sebagai pasangan suami-istri. Supaya selalu harmonis katanya.
Kini giliran Ara yang menyalimi sang ayah. "Papah, kok, baru pulang?" tanyanya. Karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB, biasanya Calvin akan pulang pukul 16.00 WIB.
"Ada sedikit masalah di kantor," jawabnya. "Oh iya, kamu ngobrol apa sama Mamah tadi?"
"Aku mau ke toko buku, tapi nggak ada yang nemenin. Kak Dania belum pulang," adu Ara cemberut.
Calvin mengelus rambut pirang sang anak. "Besok aja, ya?" tawarnya. "Store Kak Dania mungkin lagi ramai, jadi pulang larut."
"Tapi, Pah, ini penting. Aku mau beli buku simulasi PTS," terang Ara. Ara sekarang sudah menduduki bangku SMP kelas VII.
"Sekarang, nih?" tanya Calvin yang dibalas anggukan kepala oleh Ara. "Ya udah, Papah ganti baju dulu, ya. Sama Papah aja ke toko bukunya."
"Sekalian jemput Kak Dania, ya, Pah?"
Calvin mengangguk. "Iya." Setelah itu, ia pamit untuk ke kamar, berganti pakaian.
Ara pun bersorak senang. Ia pun beranjak menuju kamarnya untuk mengambil tas selempangnya yang kemarin diberikan oleh Dania.
* * *
"Udah?" tanya Calvin saat melihat Ara keluar dari toko buku. Calvin tadi tidak ikut masuk, karena ia mampir ke toko bunga depan. Membeli bunga untuk istrinya.
"Udah, Pah," jawabnya. Ayah dan anak itu berjalan menuju mobil yang mereka gunakan.
"Ke store Kak Dania, ya, Pah," ucap Ara ketika mobil ayahnya keluar dari parkiran toko buku.
Calvin menoleh dan mengangguk samar. "Iya."
Setelah sampai tujuan, mereka masuk dan bertanya dimana keberadaan Dania. "Permisi. Dania ada di ruangannya?" tanya Calvin kepada salah satu pegawai. Kebetulan pegawai itu tangan kanan Dania.
"Mbak Dania sudah pulang dari tadi sore, Pak." Pegawai perempuan itu menjawab sopan. Ia juga tahu kalau Calvin adalah ayah bosnya.
"Pulang?" Calvin membeo. Dania tidak ada di rumah, tapi kata pegawai ini Dania sudah pulang? Kemana gadis itu?
Pegawai itu menyahut, "Iya. Mas Farel sempat datang ke sini, dan mereka berdua pergi."
"Dania ada menyampaikan pesan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan 2 [END]
General Fiction[COMPLETED] Hancurnya sebuah hubungan bukan hanya karena orang ketiga. Tetapi sudah hilangnya rasa percaya. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan penyebab kandasnya hubungan mereka. Rank #2 rekankerja (17-06-2021) Rank #3 dania (29-09-20...