Bab 12 : Acara

336 52 9
                                    

Bacanya pelan-pelan, biar feel-nya dapet gitu, lho :)

Happy Reading.

———————————————

Sesuai dengan janjinya dengan Azka, kini Dania sedang duduk di meja riasnya sembari menunggu pemuda itu dengan bermain ponsel.

Tin tin tin

Mendengar suara klakson mobil dari pekarangan rumahnya, Dania bergegas turun ke lantai bawah. Walaupun menggunakan dress, gadis itu turun dengan bar-bar menuju ke ruang tamu.

"Widih, jomblo mau kemana nih?"

Dania berdecak karena godaan Kakaknya. Ternyata di ruang tamu bukan hanya ada Rizki, tetapi ada kedua orang tuanya juga.

"Mau kemana, sayang?" tanya Lita.

Dania berjalan ke arah mereka lalu menjawab, "Mau keluar sebentar, Mah," jawabnya.

"Sama siapa perg—" Ucapan Calvin terhenti karena kedatangan Azka.

"Assalamualaikum. Malam, Om, Tante, Bang," sapa pemuda itu ramah.

"Waalaikumsalam," balas mereka kompak.

"Om, Tante, Azka mau izin bawa Dania ke acara ulang tahun perusahaan ayah Azka ya," izinnya.

"Ouh, Permata Group, ya?" tebak Calvin.

Azka mengangguk, "Iya. Maaf Om, bukannya Om diundang, ya?"

Calvin tersenyum, "Sampaikan maaf saya ke ayah kamu, saya tidak bisa datang karena ada urusan di luar."

Memang Calvin beberapa menit lagi akan menemui clien-nya, bukan urusan bisnis, tetapi hanya pertemuan rutin mempererat hubungan kerjasama.

Azka mengangguk sopan, "Iya, Om, tidak apa-apa," balasnya. "Kalau begitu, kami pergi dulu, ya," sambungnya.

"Hati-hati, ya," pesan Lita.

"Jaga adik gue tuh. Lecet dikit, gue getok lo," peringat Rizki, yang di balas kekehan kecil oleh Azka, dan dengusan malas oleh Dania.

Azka meyalimi tangan orang tua, Dania juga sama. Gadis itu juga mencium pipi Lita, Calvin, dan Rizki, setelah itu berlalu keluar rumah.

Sesampainya di depan mobil, Azka berhenti lalu menatap Dania dalam. "Apa?" tanya Dania heran, tak lupa dahinya mengkerut.

"Aku juga nggak dapet?"

Dania masih tak paham, "Dapet apaan, sih?" tanyanya lagi.

Azka menunjukkan pipinya sendiri. "Ini," ucapnya sembari menaik-turunkan alisnya.

Dania menunjukkan kepalan tangannya di depan wajah Azka. "Adanya tonjok, mau?" ancamnya.

Azka terkekeh kecil sembari mengacak pelan rambut Dania. Lalu membuka pintu mobil untuk Dania, sembari berkata, "Becanda, tapi nanti kalo udah sah tiap hari ya?" Setelah mengucapkan itu, ia langsung berlari memutari mobil untuk duduk di jok pengemudi, sebelum kena amukan Dania.

Di dalam mobil Dania menyetel lagu dangdut kesukaannya. Azka melirik Dania sedang bersenandung itu pun tersenyum kecil. Ia akui, suara Dania masih sama seperti dulu. Bagus.

Hingga Azka tersadar sesuatu. "Dann, tumben pakai dress?" tanyanya.

Dania berhenti bernyanyi, lalu mengetuk dagunya seraya berfikir. "Biar keliatan cewek."

Azka tertawa, ada-ada saja. Dania itu kan anti dengan sesuatu yang berbau feminim. Namun, gadis itu mempunyai aura positif, jadi seriap orang yang berada di dekatnya akan merasa happy.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang