Bab 20 : Memori

358 64 22
                                    

Thank for 2k. Mungkin bagi sebagian besar pembaca dan author lain, 2k itu sedikit. Tapi bagi aku, itu banyak. Love you all ❤

Udah part ke-20 nih. Bisa nggak, kalian komen disetiap paragraf? And please recommended my story. (Bener nggak sih bahasa Inggris nya gitu? 😭)

Siapkan mental kalian baca part ini, hohoho :)

H a p p y R e a d i n g <3

———————————————

Suhu di dalam restoran kini menjadi panas, padahal pendingin udara sudah paling dingin. Dania berdehem sejenak. "Duduk dulu, Az."

Azka mendudukkan dirinya di kursi tempat duduk Oliv sebelumnya. "Dann, aku ... mau minta maaf. Aku tau, aku salah, dan kesalahan aku mungkin nggak bisa termaafkan."

"Sadar juga," ucap Farel acuh, pemuda itu bersidekap dada sembari melihat drama yang ada di depannya.

Azka melirik Farel sekilas, lalu menatap Dania lagi. "Aku janji bakal menjauh dari kamu setelah ini. Aku—"

"Enggak perlu menjauh, gue nggak mau teman gue berkurang hanya karena masalah kaya gini," potong Dania cepat.

"Oke. Aku akan move on dari kamu, Dann. Aku juga nggak bakal ngusik hidup kamu lagi. Asalkan kamu maafin aku."

Dania mengela nafas. "Az, gue tau lo orang baik. Lo lakuin ini karena lo baru pertama kali ngerasain suka sama seseorang. Dan lo salah orang, Az," paparnya.

Sebenarnya tidak ada orang jahat di dunia ini, semua orang itu baik. Namun, mereka terkadang egois. Maka dari itu pengontrolan diri perlu dilakukan.

Sama seperti koin, manusia juga mempunyai dua sisi. Sisi baik dan sisi buruk, hanya saja terkadang manusia lebih menunjukan sisi baiknya didepan orang lain.

Azka menggeleng cepat. "Nggak. Aku justru bersyukur karena suka sama orang kayak kamu, perempuan hebat, mandiri, dan yang pasti berhati baik. Maafin aku, ya?"

Dania menangguk. "Gue maafin lo, asal lo jangan pernah lakuin hal yang sama ke siapapun nanti."

"Iya, aku janji." Azka menoleh ke Farel, "Bang, aku minta maaf, ya, karena udah bikin hubungan kalian rusak."

"Telat!"

Dania menyiku perut Farel, membuat sang empu meringis. "Jangan gitu," tegurnya. Menurut Dania, Farel bersikap seperti itu, seolah-olah dirinya tidak salah saja!

"Iya, gue maafin," ucap Farel malas. "Udah, kan, acara maaf-maafannya? Ayo, Dann ikut gue."

Tanpa menunggu jawaban Dania, Farel menarik lengan Dania menuju ke mobilnya. Azka menatap Dania dengan perasaan lega. Akhirnya ia mendapat maaf juga dari Dania. Ia sangat bersyukur.

*  *  *

"Kok, kita ke sini?

"Kenapa? Emang ada larangan buat ke sini?" jawab Farel.

"Ish, bukan gitu. Kan, kita bukan murid sini lagi," sahut Dania karena Farel mengajak Dania ke SMA dulu ketika mereka sekolah.

"Apa salahnya berkunjung ke sekolah, apalagi kita alumni sini," jawab Farel. Mereka berjalan beriringan di koridor belakang lapangan upacara.

"Dulu lo lewat sini pas pertama kali masuk sekolah ini. Murid baru tapi langsung famous," ucap Farel membuat Dania teringat hari pertamanya ia di SMA ATMADJA.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang