Bab 17 : Minta Maaf

402 60 8
                                    

Aku come back ><
Happy Reading.

———————————————

"Gimana, udah puas sama permainan lo?"

"Aku bingung, Gas." Dua saudara sepupu itu sedang berada di balkon kamar Azka.

Bagas menghela nafas, dan bertanya, "Apa bikin mereka bertengkar kayak gitu bikin lo puas? Apa lo tega liat Dania disakiti Farel hanya karena salah paham? Dan itu semua ulah lo!"

Bagas tahu, Azka sangat menyayangi Dania. Sepupunya itu baru pertama mengenal cinta, dan Dania adalah cinta pertamanya. Tetapi, caranya untuk memiliki itu salah.

Lihatlah, Azka berbicara dengan aku-kamu kepada siapapun. Azka juga pemuda yang pintar dan sopan. Tetapi ... ah, sudahlah.

"Aku harus gimana, Gas?"

"Minta maaf, lah, bego, gitu aja nggak tau. Apa perlu gue contohin cara minta maaf yang baik dan benar?!"

Azka terkekeh karena respon sepupunya. "Sans, ngegas amat," balasnya.

"Gara-gara lo, pasti Dania mikir gue orang jahat. Lo, sih ... arrrggh."

"Besok katanya Calista Store udah buka. Itu punya Dania, kan? Lo sama gue kesana, kita minta maaf." Bagas mengusulkan ide.

Azka mengedikan bahunya. "Belum tentu peresmiannya besok. Kan, Dania masih di rumah sakit."

Azka merasa bersalah? Tentu. Siapa, sih, yang mau orang yang ia sayangi terluka. Bukan hanya fisik, tetapi bisa saja psikisnya ikut terluka. Sama seperti Farel, Azka juga menyesal telah berbuat demikian.

"Terus lo mau minta maaf sama Dania di rumah sakit?"

"Nggak, aku mau nanti kalo keadaan Dania udah baikan. Aku takut Dania tertekan." Azka menghela nafas, rasa bersalah kembali menyeruak di hatinya.

"Semua terserah lo, gue cuma ngikut plus minta maaf juga tentunya," balas Bagas. "Eh, tapi lo masih tetap mau kejar Dania?"

"Jujur berat banget buat aku, tapi mau gimana lagi. Ini semua salah aku, dan aku harus rela kalau Dania balik lagi sama Farel."

Bagas mengangguk-anggukkan kepalanya, "Gitu dong, move on, Man. Cewek nggak cuma Dania aja, atau mau gue cariin di tempat kerja gue? Banyak yang cantik-cantik."

"Secantik apapun mereka, bagi aku, lebih cantik Dania."

Bagas memutar bola matanya malas. "Gini, nih, kalo udah bucin kuadrat."

*  *  *

"Jadi gitu, kejadian sebenarnya?"

Dania mengangguk. "Nggak usah bahas lagi, gue males," sahutnya.

"Terus lo mau maafin Azka?" tanya Farel lagi.

Dania mengedikan bahunya. "Kalo dia ada itikad baik buat minta maaf, kenapa enggak. Gue tau Azka itu orang baik, dia baru tau rasanya suka sama seseorang, tapi dia suka sama orang yang salah."

Yang dimaksud Dania adalah dirinya sendiri. Huh, terkadang Dania heran, apa secantik itukah dirinya sampai banyak yang suka?

"Dann." Farel menatap dalam manik hitam Dania. "Gue minta maaf," ucapnya.

Dania membenarkan posisi bersandarnya di brankar, lalu menaikkan sebelah alisnya. "Minta maaf lo kayak minta kembalian permen, ya? Gampang banget," cibirnya.

Not Baperan 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang