Sebentar lagi ending guysss🥳
Happy Reading
———————————————
"Anak Mamah cantik banget."
Pagi ini adalah hari pertunangan Dania. Acara itu akan dilaksanakan di halaman belakang rumah orang tua Dania beberapa jam lagi.
Dania melirik ke arah pintu kamarnya, tepat berdirinya sang ibu, ia tersenyum tipis. Gadis itu sekarang sedang dirias oleh perias, di depan meja riasnya.
"Kamu udah ikhlas dengan pertunangan ini, kan?"
Dania mengangguk. "Iya," jawabnya. Mau gimana lagi? Lanjutnya dalam hati.
"Mamah yakin kamu pasti langsung suka sama calon tunangan kamu, dia ganteng banget," ujar Lita semangat.
"Iya."
Lita berdecak karena respon anaknya. "Kamu iya-iya terus. Emang kamu, tuh, nunggu dijodohin dulu, baru punya pasangan," cibirnya.
Andai Mamah sama Papah dengerin aku waktu itu. Aku akan bilang kalo Farel mau lamar aku setelah dia pulang dari Malaysia. Batin Dania.
"Nah, sudah selesai," ucap perias itu setelah selesai merias Dania.
Dania melihat dirinya di pantulan cermin. "Mbak lipstiknya menor banget. Ganti yang biasa aja, ya," komentarnya.
"Nggak-nggak. Udah bagus itu." Bukan sang perias yang menyahut, tetapi Lita.
"Bajunya juga kayak gini banget," ucap Dania lagi.
"Bagus itu, cocok sama kamu," sahut Lita lagi.
Dania menghela nafas. "Yaudah, deh. Rambutnya aja jangan disanggul. Gerai aja, ya."
"Astaghfirullah, Dania. Ini tuh penampilan kamu udah perfect banget. Udahlah, Mamah mau nyambut tamu dulu." Setelah mengucapkan itu, Lita keluar kamar anaknya.
Tanpa menghiraukan peringatan ibunya, Dania melepas sanggul rambutnya. Lalu ia tata sesuai keinginannya sendiri. Digerai dan ia beri jepit rambut motif bunga.
"Mbak Dania, kata Ibu Lita nggak boleh diubah."
Dania melirik ke samping, ke arah perias itu. "Saya nggak suka tatanan rambutnya seperti tadi."
Perias itu pun hanya bisa mengangguk pasrah.
* * *
Di kediaman sebuah rumah, Mira, Vino, dan Najwa sudah bersiap untuk menghadiri acara pertunangan Dania.
"Kok, kamu pake jas formal?" tanya Mira kepada anaknya. Wanita paruh baya itu sudah rapi dengan dress brokat berwarna putih untuk menghadiri pertunangan itu, warna sesuai tema acaranya.
"Farel nggak ikut, Mih," jawab Farel. Pemuda itu berfikir, mungkin lebih baik ia tidak melihat pria lain memasangkan cincin untuk Dania, perempuan yang ia cintai.
"Kamu harus ikut. Buktiin ke mereka kamu nggak papa ditinggal tunangan sama mantan," sahut Vino, ayahnya Farel.
Sementara Najwa hanya cekikikan melihat wajah melas Farel. Menurutnya, hidup sang kakak itu nelangsa sekali.
Tak lama kemudian, suara klakson mobil terdengar di luar rumah. "Jua berangkat dulu, ya, Mario udah jemput. Dia nggak masuk dulu, Mih, Pih. Nanti aja ketemu di acara aja." Gadis itu menyalimi tangan kedua orang tuanya dan kakaknya. "Assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan 2 [END]
General Fiction[COMPLETED] Hancurnya sebuah hubungan bukan hanya karena orang ketiga. Tetapi sudah hilangnya rasa percaya. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan penyebab kandasnya hubungan mereka. Rank #2 rekankerja (17-06-2021) Rank #3 dania (29-09-20...