-OUR BABY 11-

56.2K 4.8K 664
                                    

jangan lupa VOTE and KOMEN nya ya guys...

Happy Reading...

----

"Cucu Opa pinter banget ya.."

"Cucu Oma juga!."

"Yaudah cucu kita."

Kevin dan Nela kini tengah bermain bersama cucu nya di dalam kamar yang mereka tempati.

Kamar pun terkunci rapat, karena Kevin masih sangat marah terhadap apa yang dilakukan oleh putranya.

"Jeid tutu Opa." Ucap Zaid sambil mengecup pipi Kevin membuat lelaki itu tersenyum hangat.

Usai mengecup pipi Kevin Zaid beralih mengecup pipi Nela. "Jeid duga tutu Oma." Ucapnya membuat sepasang suami istri yang sudah merangkap menjadi kakek dan nenek itu terharu.

Pasalnya mereka juga melewatkan masa pertumbuhan cucu pertama mereka, dan hal itu membuat mereka menjadi ingin lebih mendalami dan mendekati kehidupan Zaid.

Mulai dari bagaimana kebiasaan cucunya, apa makan dan minuman favoritnya, kesehatannya dan hal lengkap lainnya mengenai Zaid Ozora Brawijaya.

"Uuu cucuk Oma." Nela memeluk bocah lelaki itu dengan gemas, kemudian mengecupi setiap inci wajahnya membuat Zaid terkekeh.

"Cucu kakek yang tampan." Ujar Kevin sambil menggelitiki tubuh Zaid membuat tawa bocah itu semakin mengeras.

"Geyi, Opa." Adunya masih sambil tertawa riang.

"Udah ih, jangan di kelitikin!, Capek tuh Zaid nya." Omel Nela sambil menabok lengan Kevin meminta lelaki itu untuk berhenti menggoda cucu mereka.

"Cium Opa dong." Pintahnya sambil menyodorkan pipinya.

Zaid pun langsung mengecup pipi Kevin kemudian tersenyum manis menatap Opa dan Oma nya yang baru saja ia tamui dan mungkin baru saja ia kenal.

"Oma, Jeid mau mimi cucu." Ucap Zaid dengan mata berbinar, mungkin karena ia juga sudah merasa haus karena terus bermain bersama Kevin dan Nela.

Nela mengangguk. "Sebentar ya sayang, Oma bikinin dulu." Ucapnya kemudian membelai rambu Zaid lalu turun dari ranjang menuju dapur.

Saat tengah membuka pintu kamarnya ia dikagetkan dengan sosok Aksa putranya yang tersandar di dinding tembok kamarnya dengan bahu yang bergetar.

Lelaki itu menoleh karena mendengar decita pintu kamar yang terbuka, ia menatap sayu ke arah Nela yang sama sekali tak mau menatapnya.

"Mah.."

Nela membuang muka, ia masih enggan menoleh dan malah semakin mengangkat tinggi dagunya.

Aksa merangkang meraih kedua kaki Nela kemudian kembali menangis dengan air mata yang terus melumuri luka di wajahnya akibat pulukan Kevin.

"Aksa mohon Mah.. maafin Aksa.." Ucapnya.

Jangan tanya bagaimana perasaan Nela saat ini, ia sungguh tak tega dengan anaknya tetapi apa yang telah di lakukan oleh Aksa sudah terlewat batas.

"Mah.." Panggilnya lagi sambil bersujud di kedua kaki Nela.

Nela yang sudah tak tahan menahan tangisnya memilih untuk mengacuhkan anaknya, ia melanjutkan langkahnya walau sedikit sulit karena Aksa masih memegang kakinya.

Air matanya sudah menetes bersamaan dengan langkah kakinya yang melaju meninggalkan Aksa, sampai di dapur Nela terisak.

Sungguh tak tega melihat kondisi putranya yang seperti itu, tetapi biarlah ini menjadi sebuah pelajaran berharga untuk anaknya, bahwa segala yang kita miliki harus kita hargai dan kita jaga sebelum semua rusak dan tak bisa kembali di genggam.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang