-OUR BABY 45-

14.7K 1.9K 444
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Dalam perjalanan yang cukup memakan waktu karena macetnya ibu kota Jakarta, Aksa tak henti hentinya melirik Zaid yang tengah tertidur di kursi belakang dengan selimut tebal yang ia sediakan di mobilnya.

Wajah Zaid yang nampak pucat membuat kekhawatiran Aksa semakin mencuak, wajah mungil yang tadinya nampak begitu ceria dan happy kini hanya terpejam dengan lemah.

Hingga pukul lima sore mobil yang Aksa kemudikan sampai di kediaman Brawijaya, ia pun kemudian segera menggendong tubuh Zaid yang masih pulas tertidur.

Tingnong..

Tingnong..

Tingnong..

Beberapa kali Aksa memencet bel rumah tersebut agar seseorang bergegeas membukakan pintu untuknya.

CEKLEK

Nampak Zella yang muncul dari balik pintu masih dengan pakaian kantornya, mungkin wanita itu baru saja kembali setelah membantu Aldo di perusahaannya.

“Zaid tidur?” Tanya Zella sambil membuka lebar pintu kediamannya.

Aksa mengangguk sebagai jawaban. “Zaid kecapean.” Tuturnya.

“Yaudah langsung di bawa ke kamar aja.” Pintah Zella. “Gue mau bikinin susu dulu buat Zaid.”

Aksa pun bergegas menuju kamar Zella yang berada di lantai dua, sampai di kamar itu ia segera meletakan tubuh Zaid di atas kasur, di tatapnya wajah Zaid sambil ia usap lembut rambut lebat bocah laki laki itu.

Aksa memajukan tubuhnya, ia mengecupi setiap inci wajah Zaid, kemudian berbisik di telinga putranya.

“Zaid.. maafiin Ayah yang gak bisa lindungin kamu, maafin Ayah yang lalai.. Ayah sayang kok sama Zaid..” Lirihnya dengan air mata yang mulai menetes. “Ayah minta maaf sama Zaid, Zaid anak Ayah yang kuat..”

Aksa kembali mencium kening Zaid dengan lembut, kali ini ia mengecupnya cukup lama, kedua matanya terpejam masih dengan iar mata yang terus mengalir bahkan menetes pada wajah Zaid yang tengah lelap.

Usai mencium Zaid Aksa merapihkan selimut yang menutupi separuh tubuh Zaid, lalu ia segera meninggalkan kamar yang sunyi itu.

Saat menuruni anak tangga lelaki itu berpapasan dengan Zella yang rupanya baru selesai membuat susu untuk putra mereka.

Keduanya saling berpandangan.

“Gue balik dulu, Zell.” Pamit Aksa lalu pergi begitu saja meninggalkan Zella yang menatap heran mantan suaminya itu.

“Kenapa tuh bocah?” Herannya.

Tanpa mau berpikir panjang Zella melanjutkan langkahnya menuju kamar, tubuhnya juga terasa begitu lelah setelah seminggu lebih ia lembur karena membantu Aldo mengurus perusahaannya.

Mengenai perusahaan, keluarga Adijaya tak henti hentinya menjatuhkan perusahaan Brawijaya saat dilihat ada kemajuan dari perusahaan itu untuk bangkit, hal ini lah yang membuat Zella dan Aldo terus lembur hingga larut malam dan juga membuat Zella jarang bertemu dengan putranya.

Sampai di kamar Zella melihat putranya yang masih terlelap, ia meletakan susu buatannya di samping nakas, lalu menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang sudah sangat lengket sekaligus menyegarkan pikirannya yang tengah kacau.

Disisi lain Aksa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia mencengkram kuat stir mobil tersebut.

“BRENGSEK!” makinya sambil memukul stir mobil tak bersalah itu.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang