-OUR BABY 42-

16.5K 2.1K 259
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Sudah hampir seminggu Zella membantu sang Papah mengurus perusahannya yang tengah berada di ujung tanduk, hal itu membuat ia dan putranya Zaid Ozora Brawijaya menjadi jarang berjumpa, sebab ketika Zaid belum terbangun Zella dan Aldo telah berangkat ke perusahaan dan begitu saat Zella pulang dari kantor Zaid malah sudah terlelap.

Seperti sekarang ini wanita itu tengah berkutat pada laptopnya dengan setumpuk berkas berkas kantor, hal serupa juga terjadi pada Aldo Papahnya, keduanya nampak kompak untuk menangani masalah bersama.

Saat tengah fokus pada kerjaannya tiba tiba ponsel Zella berdering menampilkan nomer Daneen tunangannya, segera Zella mengangkat panggilan tersebut tentu dengan rasa semangat yang tiba tiba membara.

“Hallo, Neen.” Sapa Zella, wanita itu menghimpit ponselnya di antara telinga dan bahu sambil kembali berkutat mengurus masalah perusahaan.

“Ne yapıyorsun hayatım?” Tanya Daneen dari sebrang telpon sana.

‘Apa yang sedang kamu lakukan, Sayang?’

“Hala şirket meseleleriyle ilgileniyorum, Neen.”

‘Aku masih mengurus masalah perusahaan, Neen.’

“seni rahatsız ettim mi?.”

‘apakah aku mengganggumu?’

”hayır canım.” Ucap Zella yang sebenarnya memang tengah sangat sibuk.

‘Tidak Sayang.’

“Meşgul değilsen öğle yemeğine zaman ayır, hasta olmanı istemiyorum yoksa zayıflarsın.” Pintahnya dengan terselip nada khawatir.

‘Luangkan waktu untuk makan siang jika kamu tidak sibuk, aku gak mau kamu sakit atau kamu menjadi lemah.’

Zella terkekeh, mungkin jika Daneen masih berada di Indonesia ia pertaruhkan bahwa laki laki itu akan selalu datang ke kantor Papahnya untuk menyuapinya makan, sama seperti saat di Turki ketika Zella sibuk dengan tugas tugas kuliahnya atau sibuk mengurus Zaid maka Daneen akan memasaki dan menyuapinya dengan tulus.

“Iya Sayang, sebentar lagi ya..”

“Sekarang Grizella, habis ini telponnya aku matiin, pokoknya kamu harus makan siang dulu baru boleh call aku lagi.”

Tut.

Benar saja, pemuda Turki itu langsung mematikan telponnya agar Zella segera beranjak untuk makan siang.

Zella menghela nafas sambil melihat layar ponselnya. “Keras kepala.”

“Kenapa, Zell?” Tanya Aldo.

“Gapapa, Pah.”

Aldo melirik jam tangannya yang sudah mengarah pada angka satu lewat. “Sudah siang, kamu makan dulu aja gih.” Pintahnya.

Zella nampak berpikir sejenak sebelum mengangguk. “Yaudah Zella beli makan dulu deh sekalian buat Papah.” Putusnya. “Papah mau makan apa?”

“Hm.. nasi padang.”

Zella mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. “Zella keluar dulu, Pah.”

“Iya, hati hati ya.” Pesan Aldo.

Kini Zella keluar dari perusahaan menuju restoran terdekat, ia memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran sushi yang memang letaknya tak jauh dari kantor sang Papah, hanya perlu menyebrang dan berjalan sejauh lima kilo meter saja untuk menuju restoran tersebut.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang