-OUR BABY 24-

31.7K 3.5K 473
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Usai kepulangan Aksa, kini Zella tengah duduk di sisi ranjang tempat tidurnya sambil menatap kosong lantai kamarnya.

Semua penjelasan Aksa mengenai kejadian empat tahun lalu terus berputar di kepalanya seiring dengan nyeri di dada yang ia rasakan.

Sakit? Sudah jelas, wanita mana yang tak sakit hati jika di ceraikan oleh suaminya saat tengah mengandung anak pria itu.

Ikhlas? Mau tak mau semua yang terjadi harus di ikhlaskan, karena mungkin ini semua sudah menjadi salah satu takdir dalam hidupnya.

Takdir dalam hidup tak selalu seindah bunga anggrek white egret orchids dan tak selalu seburuk bunga anggrek gastrodia agnicellus, sama sama suku bunga anggrek memang, tetapi mereka berbeda, sama hal nya dengan takdir, ada baik dan ada jeleknya, ada indah dan ada buruknya.

Pikirannya terus berputar pada kejadian empat tahun silam, yang merupakan tahun terburuk dalam hidupnya, mungkin sekarang ia bisa menobatkan empat tahun lalu adalah tahun terburuknya karena ia tak mengetahui tahun tahun yang akan mendatang akan seindah apa dan seburuk apa.

Flashback on..

Dengan air mata yang terus membasahi pipi, Zella menderek koper yang berisikan semua pakaiannya, wanita itu kini di ambang bingung ingin pergi kemana, karena saat ini ia tak berani untuk pulang ke rumah keluarganya.

Ia terus berjalan di bawah langit sore yang berwarna jingga, matahari sudah hampir pamit menyinari bumi, suasana ramainya kota jakarta membuat Zella seperti gelandang yang terus di tatap iba oleh orang orang yang berlalu lalang sehabis pulang kerja.

Tak tau ingin kemana, tak tau ingin berbuat apa, dan tak tau ingin singgah dimana, ia hanya berjalan lurus tanpa memperdulikan sekitar, nyeri di hati masih mendominan sehingga membuat dadanya semakin sesak karena terus menangis.

Sambil mengusap perutnya yang mulai membucit, Zella duduk di sebuah halte yang lumayan ramai, karena orang orang tengah menunggu kendaraan umum.

Ia termenung, dunianya terasa hampa, semua orang yang menatapnya tak sama sekali ia perdulikan, karena kini pikirannya tengah kacau dalam waktu singkat, mungkin orang orang yang melihatnya akan berfikir bahwa Zella adalah wanita gilla atau perempuan murahan yang di usir dari rumah karena hamil di luar nikah.

Tetapi siapa yang mengetahui semuanya dengan pasti kecuali dirinya, Aksa dan tuhan, mungkin juga dengan janin yang kini ia kandung.

"Mbak." Panggil seprang wanita berpakaian kantor menghampiri Zella kemudian duduk di sampingnya.

Zella menoleh dengan wajah sembabnya, raut wajahnya begitu pias dan tatapan matanya begitu kosong, tak ada jawaban dari Zella karena mulutnya terasa keluh walau hanya untuk sekedar mengeluarkan kata 'iya?' untuk bertanya.

"Mba kenapa? Ada masalah?" Tanya wanita itu, nampaknya wanita yang tengah menyapa Zella kini adalah wanita yang seusia dengan Mamahnya.

Zella hanya mengangguk sekilas sebagai jawaban, ia sungguh letih setelah berjalan cukup jauh dari rumah yang ia dan Aksa tempati selama satu tahun itu.

"Ini, Mbak." Wanita tersebut menyodorkan sebuah tisu pada Zella, mungkin ia juga merasa iba dengan kondisi wanita malang yang tengah berbadan dua itu.

Masih termenung, Zella menatap tisu yang di sodorkan oleh wanita itu tanpa berniat mengambilnya, air matanya masih terus membanjiri kedua pipi mulusnya.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang