-OUR BABY 41-

16.9K 2.1K 219
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Pukul sepuluh pagi Zella baru terbangun dari tidurnya, nampak mata wanita itu sedikit sembab akibat menangis semalaman.

"Pagi.." Sapa Zella pada Zaid dan Kemal yang tengah asik menyemil sambil menonton tayangan kartun di televisi.

"Pagi Buna.." Ucap Zaid.

"Mal kok lo gak sekolah?" Tanya Zella sambil duduk di samping putranya.

"Males." Ujar Kemal dengan acuh.

"Lo udah kelas akhir juga bukannya rajin sedikit." Nasihat Zella.

"Gue udah ujian ini, tinggal wisuda kelulusan doang." Ucapnya sambil memasukan keripik pisang ke dalam mulutnya.

"Lo kapan wisuda?" Tanya Zella sambil ikut memakan kripik itu.

"Dua mingguan lagi."

Zella mengangguk. "Lo mau kuliah di luar atau disini?"

"Lo udah kuliah di luar, kalo gue juga kuliah di luar kasian Mamah sama Papah." Jelas Kemal.

"Gak masalah kok Mal kalo kamu emang mau ikutin jejak Kakak kamu untuk kuliah di luar." Ujar Sera yang datang dari dapur menghampiri mereka.

"Gak Mah, Kemal udah putusin buat kuliah di sini aja." Pupus Kemal.

"Lo mau ambil jurusan apa?" Tanya Zella lagi.

"Kedokteran."

"Om Emal mau jadi doktel?" Tanya Zaid yang ikut menimbrung.

"Iya." Jawab Kemal.

"Kelen! Nanti Jeid duga mau jadi doktel ah." Ucap Zaid.

"Tos dulu, Boy." Ajak Kemal pada Zaid untuk bertos ria.

"Emamg Zaid gak takut sama jarum suntik?" Tanya Sera.

"Belani kok Nek, Jeid belani." Ucapnya dengan PD membuat mereka terhibur dengan tingkah menggemaskan bocah laki laki itu.

"Terus yang kemarin nangis waktu di imunisasi siapa tuh ya?" Tanya Zella berlaga tidak tahu.

Mendengar itu Zaid menyengir polos sambil menunjuk dirinya. "Jeid." Ucapnya.

"Oh Zaid rupanya.." Ledek Sera.

"Ta-tapi waktu itu cakit pas di cuntik, jadi Jeid nangis." Keluhnya.

Percakapan ringan dan canda tawa pun terjadi di pagi yang cerah itu membuat Zella sedikit melupakan masalah semalam yang hampir membuatnya gila.

Drt.. Drt.. Drt..

Di tengah percakapan ponsel milik Zella berdering, wanita itu pun segera mengangkat telpon yang rupanya berasal dari sang Papah.

"Siapa, Zell?" Tanya Sera.

"Papah, Mah." Ucap Zella lalu mengangkat telpon tersebut.

"Hallo, Zell." Ujar sang Papah dari sebrang telpon yang terdengar begitu cemas.

"Kenapa, Pah?" Tanya Zella yang ikut khawatir.

"Bisa Papah minta tolong sama kamu?"

"Bisa Pah, kenapa?"

"Tolong dateng ke kantor Papah Zell, perusahaan kita lagi down." Ujar Aldo.

"Kok bisa Pah? Bukannya kemarin masih stabil?"

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang