CMIIW ya guys
-------------------💜Zella berlari sambil terus menenangkan Zaid yang menangis tanpa suara, ia sendiri juga tak henti hentinya menangis sebab melihat kondisi wajah putranya yang berlumuran darah.
"Hiks.. Zaid.."
"Zella!" Panggil Aksa sambil mencekal tangan Zella.
"Lepasin! Lo ga liat anak lo udah kaya gini!" Maki Zella.
"Biar gue aja yang bawa Zaid." Pintahnya.
"Bacot lo!" Sentak Zella sambil menghempaskan tangan Aksa kemudian melanjutkan larinya.
"Zella!" Lagi lagi Aksa menahannya.
TINNNN
Klakson mobil mengalihkan fokus mereka yang berdebat di tengah jalan, Zella semakin histeris karena kesal dengan Aksa terus membuang buang waktu, sedangkan Zaid sudah nampak seperti akan kehilangan kesadarannya.
Pengemudi itu turun dari mobilnya karena mengenali kedua orang tersebut.
"Loh!" Kagetnya saat melihat kondisi keponakan tercintanya sudah berlumuran darah dan nampak hampir memejamkan mata.
"Keponakan gua kenapa anjing!" Bentak Kemal sambil menatap garang ke arah Aksa. "Lo! Arghh!" Kesalnya.
"Kak, ayo cepet bawa ke rumah sakit." Kemal segera membukakan pitu mobil untuk kakaknya, keadaan Zaid kini lebih penting dari pada menghilangkan nyawa Aksa.
"Gue ikut!" Cegat Aksa.
"Gak usah! Lo nyampah!" Kemal kemudian segera mengitari mobilnya dan melajukan mobil tersebut menuju rumah sakit terdekat.
Di dalam mobil Zella masih tak henti hentinya menangis. "Zaid.." Panggilnya.
Zaid yang setengah sadar saat sedikit membuka kelopak matanya menatap Zella dengan sayu. "Buna.. hiks.. Pucing.." Gumam Zaid yang terdengar begitu lemah, anaknya yang selalu ceria dan cerewet kini terlihat lemah dengan wajah berlumur darah.
"Zaid kuat ya sayang.." Zella terus mengusap darah yang mengalir dari kening Zaid, bahkan bajunya pun kini juga sudah penuh dengan darah putranya.
"Jeid pucing Buna.. hiks, tepala Jeid cakit.."
"Zaid.." Panggil Kemal sambil satu tangannya menggenggam tangan Zaid.
"Tahan ya, sedikit lagi kita sampe." Ujar Kemal yang berusaha menenangkan keponakannya, ia juga sungguh tak tega melihat kondisi Zaid yang seperti ini, entah apa yang terjadi di antara mereka sehingga Zaid menjadi korbannya.
"Om.. hiks.. Emal.." Gumam Zaid.
"Iya.. Zaid tahan sebentar ya sakitnya, dikit lagi kita udah mau sampe kok." Ucap Kemal.
Jujur ia juga sangat syok dengan keadaan Zaid, baru saja tadi ketika akan berangkat sekolah anak itu dengan cerewet meminta Kemal untuk ikut pergi ke sekolah, tetapi saat ia pulang sekolah Zaid malah sudah terkapar lemah seperti ini.
Gumaman sayu dari Zaid membuat sepasang adik kakak itu sama sama menitikan air mata karena tak tega.
Tak lama mereka sampai di sebuah rumah sakit, Kemal segera mengambil alih Zaid dari gendongan Zella dan beranjak turun dari mobil, ia segera berlari menuju ruang UGD di susul dengan Zella yang sebenarnya sudah sangat lemas melihat kondisi Zaid yang seperti itu.
"Suster!" Panggil Kemal pada seorang suster, suster tersebut segera menghampiri Kemal dan tanpa banyak ucap segera membawa Zaid masuk ke dalam ruang UGD.
"Dek tunggu sini dulu ya." Cegat suster tersebut membuat Kemal menjambak rambutnya.
Sedangkan Zella sudah terduduk di salah satu bangku tunggu dengan isak tangis yang tak kunjung reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BABY [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Dia bukan anak gue bangsat!, Lo urus aja sendiri, kalo perlu lo gugurin tuh bayi!." Sentak Aksa membuat hati Zella mencelos. Dengan wajah datar dan berkesan dingin Zella menatap tajam mata Aksa. "Lo inget kata-kata lo barusan, dan jangan pernah nye...