Happy Reading Guys..
Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..
CMIIW Ya^^
------------💜"Hallo, Zell.. kamu gimana Sayang? Are you okey?" Tanya orang di sebarang telpon dengan nada suara yang terdengar begitu khawatir, dan hal itu membuat Aksa menggeram emosi.
"Say--
--Apa!? Gue bukan Zella." Tanya Aksa memotong ucapan lelaki itu.
Dari sebrang telpon sana terdengar suara lelaki itu tengah mencoba mengatur nafasnya.
"Mana tunangan gue!"
"Tunangan lo!?"
"Gak usah banyak omong! Balikin handphone calon.istri.gue!"
Aksa terkekeh mengejek. "Calon istri lo? Jangan mimpi! Karena sebentar lagi dia bakal balik jadi istri gue." Ujarnya yang tentu mengejutkan seseorang di sebrang telpon sana.
Lelaki itu terdiam seribu bahasa membuat Aksa menyunggingkan senyumnya.
"Kenapa!? Sekarang udah tau kan? Jadi mulai sekarang gak usah hubungin calon istri gue lagi!"
"Hah!? Calon istri lo? Gue gak salah denger?"
"Gak! Lo gak salah denger, gue sama Zella emang sebentar lagi bakal rujuk!" Bohong Aksa.
Terdengar suara kekehan di sebrang sana. "Gak semudah itu untuk gue percaya sama omongan lo! Kecuali Zella langsung yang ngomong sama gu--"
"--TERSERAH!"
TUT
Aksa mematikan panggilan tersebut secara sepihak, lelaki itu kemudian memblokir sebuah nomor dengan nama 'Neen🖤' dari ponsel Zella, lalu ia juga memblokir semua kontak lelaki itu yang berhubungan dengan mantan istrinya.
Usai itu ia kembali memasuki kediaman Brawijaya.
"Abis ngapain lo?" Tanya Lio.
Aksa hanya diam lalu mendudukan dirinya di sofa.
"Eh tunangannya Zella udah di kasih tau kabar dukanya belum?" Tanya Bian.
Aksa lantas menatap tajam sahabatnya, nampak raut tak suka saat Bian mengatakan 'tunangan Zella'
"Gak tau gue, kalo belum coba hubungin aja, siapa tau dia bisa bantu Zella nenangin diri."
"Gak usah!" Bantah Aksa.
"Kenapa lo?" Bian yang heran spontan menatap Aksa.
"Biar gue yang bantu Zella nenangin diri, sekalian gue jagain Zaid disini."
Ucapan Aksa sontak membuat kedua sahabatnya mendelik tajam.
"Heh dugong! Kalo lo yang nemenin Zella disini yang ada malah modus doang!" Sembur Lio.
"Tau lo, kalo lo disini istri lo gimana? Mau dia ngamuk ngamuk kaya orang gila? Yang ada malah ngebahayain Zella sama Zaid." Tutur Lio.
"Udah lo sana balik aja, biar Zella disini sama kita, lagi juga masih ada Sekar yang nemenin Zella."
"Nah.. udah sana lo pulang." Usir Bian.
Hal itu malah membuat Aksa menatap tajam kedua sahabatnya "Gak!" Tolaknya dengan tegas.
Bian lalu menoleh menatap Zaid yang mulai memejamkan matanya dalam pangkuan Lio. "Egois lo, Sa."
Sama halnya dengan Bian, Lio juga menghela nafas dengan kasar. "Bukannya kita ngelarang lo buat nemenin Zella dan jagain anak lo sendiri, tapi posisi lo sekarang udah beda Sa, apa lagi istri lo otaknya rada miring, gue sih naruh curiga kalo kasus kematian bonyoknya Zella dan kasus penembakan Kemal itu ulah istri dan mertua lo." Ceplosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BABY [Sudah Terbit]
Fiksi Remaja"Dia bukan anak gue bangsat!, Lo urus aja sendiri, kalo perlu lo gugurin tuh bayi!." Sentak Aksa membuat hati Zella mencelos. Dengan wajah datar dan berkesan dingin Zella menatap tajam mata Aksa. "Lo inget kata-kata lo barusan, dan jangan pernah nye...