-OUR BABY 50-

19.8K 2.1K 684
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Tak lama Zella tiba di perusahaan, begitu singkat karena ia mengemudiakan mobilnya dengan kecepatan tinggi juga ia melewati jalan sepi untuk menghemat waktu.

Dalam lift menuju lantai tempat ruangan CEO, Zella hanya nampak tenang walau sebenarnya ia juga gelisah.

TING

Lift sampai di lantai atas, ia segera keluar dari lift tersebut dan berpapasan dengan Doni yang ternyata sedari tadi telah menunggunya.

“Ini Bu.” Ucap Doni sambil menyerahkan sebuah dokumen baru.

“Apa ini?” tanya Zella sambil mengambil dokumen tersebut.

“Ternyata perusahaan kita telah di boikot total oleh perusahaan Adijaya, investor yang baru kita dapetin beberapa minggu kemarin juga langsung tarik dana dari perusahaan, sekarang perusahaan kita sudah tidak memiliki modal lagi, Bu.” Jelas Doni membuat Zella geram.

“Baik, sekarang adain rapat dengan semua dewan, saya tunggu paling lambat sepuluh menit.” Tegas Zella lalu pergi menuju ruang rapat masih sambil membaca dokumen pemberian Doni tadi.

Mendengar perintah dan arahan dari atasannya Doni pun langsung menginfokan kepada para dewan petinggi perusahaan untuk segera menuju ruang rapat.

Sepanjang pagi hingga siang mereka sibuk berdiskusi agar menemukan cara untuk mempertahankan perusahaan Brawijaya, semua ponsel dari masing masing mereka tak ada yang aktif agar rapat berjalan lancar, waktu makan siang pun terlewat begitu saja karena saking sibuknya.

Di lain tempat, Zaid yang tengah berada di kediaman Sekar hanya duduk cemberut sambil memajukan bibirnya membuat kedua orang dewasa itu menjadi gemas.

“Masih marah ya sama Bubu kamu?” tanya April sambil mencolek dagu Zaid.

“Kalo marah marah nanti jadi cepet tua loh Zaid.” Ucap Sekar membuat bocah laki laki itu menoleh dengan bingung.

“Emang bica? Jeid kan masih anak anak.”

“Bisa, makanya jangan suka marah marah nanti cepet tua, terus kalo udah tua kulitnya jadi keriput nih kaya Nenek.” Ujar Sekar sambil melirik April membuat wanita itu menatapnya dengan tajam.

“Mana ada! Mamah biar kata udah tua juga tetep awet muda. Yakan, Zaid?”

Zaid mengangguk setuju. “Jeid juga macih muda.” Ucapnya membuat April dan Sekar tertawa renyah.

“Yaudah yuk biar makin awet muda sekarang kita makan siang.” Ajak April sambil menggendong tubuh Zaid lalu menciumi pipi tembamnya dengan gemash.

“Heh! Kok Onty Sekar di tinggalin sih?” Teriak Sekar sambil menyusul keduanya menuju meja makan.

“Onti cini.” Pintah Zaid yang telah duduk manis di kursi makan sambil menepuk nepuk kursi di sebelahnya membuat Sekar lantas menghampiri bocah itu dan duduk di sampingnya.

“Pengen deket deket Onty terus ya?” Ledek Sekar sambil mencubit pipi Zaid membuat bocah itu tersenyum malu malu.

Tak berselang lama April kembali menghampiri mereka sambil membawa sepiring ayam kruncy dan juga beberapa menu makanan lainnya di bantu oleh asisten rumah tangga mereka.

“Nih.. makanannya udah mateng.” Ucap April.

“Wanginya enak!” puji Zaid yang ternyata juga sudah lapar.

“Zaid mau makan apa?” Tanyanya.

“Ini, cama ini.” Tunjuk Zaid pada ayam yang tadi April bawa dan juga udang mayo.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang