-OUR BABY 23-

33.2K 3.5K 786
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

!Part Ini Bisa bikin kapal kalian oleng!

Nanti yang oleng, komen ya...

-----------

Tingnong.. Tingnong..

Ceklek

"Mau apa lo kesini?"

"Gue mau ngomong sebentar."

"Di teras depan aja, lo tunggu dulu gue mau bikin minuman."

Lelaki itu mengangguk kemudian duduk di bangku yang tersedia di teras rumah mewah itu.

Tak lama kemudian tuan rumah yang tadi membukakan pintu untuknya kembali menghampirinya dengan membawa sebuah nampah yang berisi dua gelas minuman dingin.

"Nih, diminum." Ucapnya.

Lelaki itu tersenyum manis lalu mengangguk. "Makasih."

"Ada apa lo kesini?" Tanyanya.

"Sisil bukan anak gue." Jelasnya membuat wanita itu spontas menoleh menatap lelaki yang tengah kembali menyeruput minuman buatannya.

"Lo gak mau ngakuin anak lo lagi? kaya waktu lo gak mau ngakuin Zaid?"

"Dia emang bukan anak gue, Zell." Jelasnya lalu meletakan gelas minuman tersebut.

"Mau Sisil anak siapapun, dia gak ada hubungannya sama gue, Sa."

"Gue cuma gak mau lo salah paham."

Zella tetawa hambar. "Gue emang bakal salah paham.. tapi kalau status kita dulu masih sama dan belum berubah."

Aksa menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya. "Sisil itu anak kakak sepupunya Dian." Jelas Aksa. "Dia gak punya Ayah sejak lahir, karena waktu itu pacar kakak sepupunya Dian ninggalin dia pas dia lagi ngandung Sisil dan gak mau bertanggung jawab atas kehamilan kaka sepupunya Dian."

Zella tersenyum getir mendengar penuturan Aksa. "Sama kaya apa yang gue alamin empat tahun lalu.. ternyata nasib Zaid dan Sisil gak jauh beda."

"Gue minta maaf Zell.. gue minta maaf yang sedalamnya atas apa yang udah gue lakuin ke lo dan juga Zaid." Ujar Aksa sambil menatap Zella.

"Waktu udah berlalu Sa, garis tinta udah tertulis pekat di atas kertas putih."

Aksa mengangguk lesuh. "Kita tumbuh bareng dari kecil Zell, lo kenal gue lebih dari siapapun, dan bahkan lo tau seberapa otoriternya Papah gue."

Zella mengangguk paham mendengar penuturan Aksa.

"Semua ini terjadi karena kesalahan gue dalam mencerna.. gue pikir perjodohan kita cuma sebatas kerjasama dua perusahan, hanya sebatas transaksi aset perusahan dan penyatuan dua perusahaan kedua orang tua kita melalui hubungan kita, gue pikir semua hanya tentang perusahaan..

..tapi gue salah, seotoriternya Papah gue dia masih memberikan hal terindah dalam hidup gue, dia menghadirkan lo dalam dekapan gue.. walau hanya satu tahun." Lesuhnya kemudian memejamkan matanya yang sudah memerah.

Sementara Zella hanya terdiam entah ingin berkomentar apa.

"Semua ini tentang pemikiran gua yang nyatanya salah Zell.. gue pikir dengan menerima tawaran Pak Surya kala itu untuk menikahi anaknya, lalu dia akan ngasih gue beberapa aset perusahan dan saham keluarga Adijaya, gue bisa ngebuat Papah seneng dan lebih bangga sama gue." Tutur Aksa sambil tersenyum pedih.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang