-OUR BABY 13-

48.4K 5K 500
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

“Kalian mau kemana?”

Sepasang suami istri yang telah menjadi kakek dan nenek itu menoleh.

“Om Acsa..” Sapa Zaid dengan ramah, nampak wajah polos menggemaskan itu sangat menyukai kehadiran Aksa.

“Hai.. Zaid yang ganteng mau kemana?” Tanyanya, karena tak mendapat respon dari kedua orang tuanya yang hanya menatapnya dengan datar.

“Om Acsa, Jeid mau puyang duyu ya.. nanti Jeid main agi.”

Aksa tersenyum, rasanya ia tak ingin berpisah dengan anak semata wayangnnya. “Boleh Om Aksa ikut anter Zaid pulang?”

“Boyeh Om, ayuk.” Ajak Zaid dengan mata berbinar.

“Gak usah!” Sela Kevin. “Emang masih punya muka kamu untuk ketemu sama keluarga Brawijaya?”

Aksa menunduk menatap ujung sendal rumahannya sambil menghela nafas, sepertinya kesempatan untuk Aksa kembali bersama dengan Zella akan sangat sulit untuk di perjuangkan, buktinya saja kedua orang tuanya sendiri juga tak mendukung keinginannya untuk rujuk dengan mantan istrinya.

“Oma, Opa.. da papa ya Om Acsa itut, kacian tuh Om na jadi cedih.” Bujuk Zaid yang berada di gendongan Kevin.

Kevin menoleh menatap cucunya yang dengan polos memohon untuk seorang lelaki yang bahkan hampir membuatnya tak pernah merasakan indahnya dunia.

Nela yang sedari tadi diam akhirnya menghela nafas dengan kasar. “Yaudah cepet.” Ucapnya dengan sinis, ia mengijinkan Aksa untuk ikut bukan berarti ia sudah memaafkan perbuatan anaknya itu, tetapi semata mata demi menuruti kemauan cucu nya.

Aksa mengangkat pandangannya dengan wajah ceria kemudian mengangguk samar.

Dalam perjalanan menuju kediaman Brawijaya Zaid terus berceloteh riang membuat suasana di dalam mobil yang dikemudikan oleh Aksa itu terasa berwarna.

“Opa Jeid angteng amat ci.” Gombalnya pada Kevin.

Sontak hal itu mengundang gelak tawa di antara mereka, terlebih Nela yang merasa sangat terhibur akibat celotehan dari bibir mungil cucunya.

“Zaid.. Hahaha Opa kamu itu udah tua, udah jelek tuh keriputan.” Ejek Nela sambil mengelus pipi Kevin seakan menunjukan kerutan yang berada di kulit wajahnya.

“Enak aja, tua gini juga masih tetep tamvan tau, ga denger kamu tadi Zaid ngomong apa?”

“Hahaha, iyain aja deh biar kamu seneng.”

“Opa tetep ganteng kan ya, Zaid?” Tanya Kevin kepada Zaid yang tengah menyimak perdebatan antara Oma dan Opanya sambil beberapa kelai mengerjab polos dan bocah laki leki itu mengangguk mengiyakan pertanyaan Kevin.

Semua itu juga tak luput dari pandagan Aksa yang menatap mereka melalui kaca mobil yang mengarah ke kursi penumpang, ia juga terhibur akibat celotehan polos itu.

“Kalo Om Aksa ganteng ga Zaid?” Tanya Aksa.

Zaid beralih pandang menatap kaca mobil dalam yang memantulkan wajah tampan Aksa. “Om Acsa juga angteng banet, milip cama Opa muta na.”

Lagi lagi ketiga orang dewasa itu terkekeh. “Iya lah mirip, kan Om Aksa anak Opa.”

“Belati muta Jeid milip Papah Anin ya, tan Jeid anat na Papah Anin.” Ujar Zaid sambil meraba wajahnya.

Hal itu membuat Kevin dan Nela mengernyit tak paham, berbeda denga Aksa yang merasa kecewa denga penuturan putranya. Biarlah anak itu merasa sedemikian rupa bahwa wajahnya mirip dengan Daneen, namun fakta tetap fakta bahwa wajah Zaid adalah copy paste dari wajah tampannya.

OUR BABY [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang