"Nayla, sini dulu, Nak."
Nayla yang hendak berangkat ke rumah sakit pun berhenti dan menoleh pada sang ayah. "Kenapa, Pak?"
"Duduk dulu," perintah Ardi.
Nayla melirik jam tangannya, "Aku bisa telat, Pak."
Ardi menghela napas panjang kemudian bangkit dan menghampiri putrinya, "Katanya kamu blokir nomor Mark ya?"
Nayla terdiam, bisa-bisanya lelaki itu mengadu. Dasar anak mami!!
"Bener?" tanya Ardi karena putrinya tak kunjung bersuara.
"Iya," balas Nayla sembari membuang muka.
"Kenapa? Punya masalah apa kamu sama dia?"
"Nayla nggak suka sama dia, Pak."
"Kurang apalagi sih dia, Nak? Ganteng, mapan, dari keluarga terhormat. Masa depan kamu pasti baik kalo nanti menikah sama dia." Ardi menasehati putrinya.
"Maaf, Pak. Aku udah terlanjur jatuh cinta sama orang lain."
"Siapa?"
"Pasti duda itu yang kamu maksud kan?!" Maha yang baru keluar dari dapur sembari membawa lauk pun bersuara.
"Kamu suka sama duda?!" Ardi pun tampak terkejut.
"Iya, Pak. Duda beranak satu," balas Maha.
Ardi geleng-geleng kepala, "Bisa-bisanya kamu lebih milih duda beranak satu daripada Mark."
"Apa masalahnya sih sama duda?!" tanya Nayla tak terima.
"Duda artinya dia nggak becus mempertahankan rumah tangganya. Kamu mau menikah sama orang kayak gitu?!" tanya Ardi.
"Tapi Mas Naren keliatan lebih baik daripada Mark!"
Ardi tertawa sarkas, "Terserah kamu, tapi Bapak nggak akan restuin kamu sama duda itu!"
Kedua tangan Nayla terkepal kuat, ia lantas memilih pergi daripada bertengkar dengan orang tuanya. Semua ini gara-gara perjodohan sialan itu. Ia tidak suka diperlakukan seperti ini. Hidupnya tentu saja berada di tangannya, bukan di tangan orang lain.
Hari ini Sabtu dan hari ini adalah jadwal Nayla ke rumah sakit naik angkutan umum. Mini coopernya dibiarkan di rumah dan gadis itu akan berjalan kaki menuju halte bus yang berjarak kurang lebih 1 km dari rumahnya. Ini memang rutinitasnya setiap Sabtu untuk mengurangi polusi kendaraan, lagipula lalu lintas hari Sabtu tidak terlalu padat.
Namun, sebelum sampai di halte, gadis itu tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah mobil mewah yang tiba-tiba mengklakson dirinya yang tengah berjalan di trotoar.
Pemilik mobil itu menurunkan kaca mobilnya, "Hey! What are you doing here?"
Pagi Nayla semakin kacau ketika melihat Mark duduk santai di dalam mobil hanya menggunakan baju kaos putih dan kaca mata hitam. "Lagi swimming," balas Nayla malas.
Mark terkekeh pelan kemudian sedikit menurunkan kaca matanya, "Tadi gue ke rumah lo, katanya lo ngambek terus kabur dari rumah."
"Bullshit," ucap Nayla kemudian melanjutkan perjalanannya.
Melihat pujaan hatinya pergi, Mark pun melajukan mobilnya dengan pelan mengikuti gadis itu. "Masuk! Gue anter lo ke rumah sakit!"
Nayla tak menghiraukan lelaki itu, ia terus berjalan menganggap Mark sebagai makhluk tak kasat mata.
"Woy! Lo nggak budek kan?!"
Nayla kemudian berhenti dan menatap Mark. "Mending lo pergi deh, gue nggak butuh tumpangan lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...