Naren segera menghampiri Andy yang ada di depan IGD. "Gimana?"
"GILA, BANG!!" teriak Andy frustasi.
"Kenapa?" tanya Naren.
"Kak Nayla udah kritis banget, dia harus dioperasi sekarang juga!"
"Dy, uang gue belum cukup.." pelan Naren.
Andy menghela napas, iapun tak bisa berbuat apa-apa selain menguatkan kakaknya itu.
"Cepet! Gue bakal bayar 3M buat orang yang mau donorin ginjalnya!"
Naren dan Andy sontak menoleh ketika mendengar ucapan seorang pria yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini.
"Bang, jangan bilang lo mau- Bang!" Andy menahan tangan Naren yang hendak pergi.
"Apapun bakal gue lakuin demi Nayla, Dy. Tolong jangan tahan gue," ucap Naren.
"Bang, jangan gini lah." Andy hampir menangis sembari menggenggam erat tangan kakaknya.
"Lagian gue nggak bakal kenapa-napa, cuma donorin satu ginjal habis itu selesai."
"Enteng banget lo ngomong, terus kalo ternyata habis itu lo kenapa-napa gimana?!!!"
"Setidaknya masih ada Nayla yang bisa jagain Nana," pelan Naren.
"Heh, goblok! Lo pikirin ini baik-baik ya." Andy tampaknya sudah kelewat kesal dengan kakaknya. "Sekarang misal lo donor ginjal dan bisa bayar operasi Kak Nayla, terus kalo ternyata operasinya gagal gimana? Terus ginjal lo udah diangkat satu dan ternyata ada komplikasi gimana?!"
"Terus gue harus gimana? Liat Nayla mati secara perlahan tanpa ada usaha apa-apa?!"
"Ya setidaknya masih ada lo yang sehat buat jagain Nana, goblok!"
Bugh!
Naren mendaratkan satu pukulan di wajah Andy karena sudah tak bisa mengendalikan diri.
"Ayo pukul lagi! Lampiasin semua emosi lo ke gue!" seru Andy.
Naren tak segan memukul adiknya untuk kedua kali karena dadanya benar-benar terasa sesak dan ia tak tau bagaimana cara melampiaskannya.
"Pukul sepuasnya, gue nggak akan ngelawan. Setidaknya ini bisa buat lo tenang dan nggak ngambil tindakan bodoh buat jual ginjal!"
Naren hendak memukul Andy lagi, namun ia urungkan karena ponselnya tiba-tiba berdenting. Pria itu mengecek notifikasi yang masuk, tangannya sampai gemetar ketika melihat notifikasi Internet Banking yang menginformasikan bahwa Rudi Adhyaksa telah mentransfer uang sejumlah 1M ke rekeningnya.
"P-papa.." lirih Naren dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa, Bang?" Andy pun bangkit sembari memegang tulang pipinya yang terasa nyut-nyutan akibat bogeman kakak laknatnya itu.
"Gue udah ada uangnya!"
Andy tampak berbinar, "Yaudah, buruan bayar supaya Kak Nayla bisa segera di operasi!!"
...
Nyatanya kebahagiaan Naren hanya sesaat saja. Operasi Nayla berjalan dengan baik, namun kata dokter kondisinya masih naik turun. Pun pria itu hanya bisa menatap istrinya dari luar ruangan tanpa boleh menyentuhnya.
"Makan dulu lah, Bang." Andy tetap setia menemani kakaknya dari kemarin, mereka bahkan tidak tidur dan Yuri baru saja mengirimkan makanan untuk makan siang.
Naren menggeleng kemudian memijit pelipisnya, "Nggak nafsu makan gue."
"Ayolah, Bang. Kita makan di kantin bentar yuk? Yuri udah masak buat kita lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...