"Nana nggak apa-apa, Mas," ucap Nayla karena masih melihat kekhawatiran di mata Naren.
Pria itu menghela napas berat kemudian mengalihkan pandangannya pada Nayla, "Makasih banyak ya, Nay."
"Iya, Mas. Lagipula Nana udah aku anggap anak sendiri."
Naren tersenyum kemudian mengambil ponselnya yang berdenting, "Bapak sama Ibu gimana? Sehat kan?"
"Iya, sehat kok, Mas."
Naren menangguk kemudian fokus membalas pesan yang masuk.
"Mas-"
Naren mendongak bersamaan dengan ponsel Nayla yang berdering.
"Dari Bapak," ucap Nayla.
"Yaudah, angkat dulu."
Nayla mengangguk kemudian menggeser tombol hijau.
"HAH?!" Nayla spontan berteriak hingga menyebabkan tidur Nana terusik. Naren pun menepuk-nepuk pantat anak itu agar kembali tidur.
Nayla menutup mulut dengan tangannya kemudian bangkit dan berjalan menjauh. Naren pun memperhatikan gerak-gerik gadisnya yang tampak gelisah.
"Kenapa, Nay?"
Nayla menghela napas berat kemudian kembali duduk di sebelah Naren, "Aku disuruh pulang, mau fitting baju pengantin."
"Yaudah, sana pulang dulu."
Nayla menautkan kedua alisnya, "Mas Naren sebenarnya serius nggak sih sama aku?!"
"Ya serius, Nay."
"Terus kenapa nyuruh aku pulang? Mas Naren mau aku fitting baju pengantin sama cowok lain?"
"Nay-"
"Yaudah, aku pulang," kesal Nayla kemudian bangkit dari tempat duduknya.
"Nay, bukan gitu maksud aku." Naren menahan gadisnya yang hendak pergi. "Dengerin dulu dong."
Mau tak mau Nayla pun berhenti dan membuang muka.
"Sekarang kamu pulang aja dulu, jelasin baik-baik ke Bapak kalo kamu nggak mau fitting baju pengantin sama pria itu," ucap Naren.
"Jelasin baik-baik kayak gimana, Mas?!" tanya Nayla. "Mereka nggak pernah mau tau keinginan aku. Aku selalu dipaksa ngelakuin hal yang nggak aku suka!"
Naren menghela napas pelan, "Nay.."
"Aku capek kayak gini," lirih Nayla.
"Jangan nangis dong," Naren merengkuh tubuh gadisnya. "Maafin aku."
Nayla menggeleng, "Ini sama sekali bukan salah kamu."
Naren menyelipkan rambut Nayla ke belakang telinga kemudian menatap gadis itu lekat-lekat, "Aku bakal akhirin semua ini, Nay. Besok aku ke rumah kamu dan langsung lamar kamu."
"Y-yakin, Mas?"
"Aku udah nggak punya alasan lagi buat nggak yakin, Nay."
"Tapi, kalo-"
"Setidaknya aku udah berusaha. Sisanya serahin sama Tuhan."
Nayla tersenyum kemudian mengangguk, "Makasih, Mas."
...
"Hey, babe! Are you ready to see your wedding dress?"
Nayla hanya diam, menatap Mark yang sepertinya begitu bersemangat.
"W-why?"
Nayla menghela napas pelan kemudian menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...