13. G-Gimana?

1.2K 169 36
                                    

"Kenapa telfonnya baru dingkat?!" 

Nayla menelan ludah, "Maaf, Bu." 

"Dimana kamu?!" 

"Rumah sakit, Bu." 

"Semalem tidur di rumah sakit?" 

Nayla melirik Sena yang sedang menyeruput kopinya, "Hng.. Iya, Bu." 

"Kenapa nggak ngabarin sih? Ibu khawatir sampai nggak bisa tidur," suara Maha mulai melembut.

"Maaf, Bu." Hanya itu yang bisa diucapkan Nayla saat ini. 

"Udah makan?" tanya Maha. 

"Ini lagi makan, Bu."

"Yaudah, nanti malem kamu pulang ke rumah kan?" 

"Iya, Bu." 

"Oke, Ibu tutup teleponnya ya. Makan yang banyak.

"Iya, Bu." 

Tut!

Nayla meletakkan ponselnya di atas meja kemudian menghela napas lega, "Gila, untung nggak ngamok." 

Sena melirik sahabatnya sekilas, "Lagian, udah tau punya emak kek macan garong, bisa-bisanya nginep di rumah duda." 

"Gue semalem ketiduran dan Mas Naren juga nggak bangunin gue," ucap Nayla. 

"Ya iyalah, dia pasti nggak enak bangunin lo." 

Nayla menyeruput kopinya, "Gara-gara gue ketiduran, Mas Naren jadi tidur di sofa." 

Sena terkekeh pelan, "Di sofa dulu ya sebelum satu ranjang." 

Nayla hampir saja tersedak mendengar ucapan Sena, "LO!! Hmm.. gue aminin deh." 

Sena menoyor kepala sahabatnya, "Jangan ngarep lo, inget masih ada Mark." 

Nayla tiba-tiba jadi bad mood mendengar nama itu, tapi kira-kira sekarang dia ada dimana ya? Semoga saja sedang tidak berbuat ulah. 




"Hey, baby!" Nayla tersentak hebat ketika ada lelaki yang tiba-tiba duduk di sebelahny.

Nahkan baru aja diomongin orangnya udah dateng. 

"Nay, gue balik duluan ya. Ada kerjaan nih, bye!" Sena langsung cepat-cepat pergi tanpa menunggu persetujuan sahabatnya itu. 

"Katanya kemarin lo nginep disini? You look so tired," ucap Mark. 

 Nayla menepis kasar tangan Mark dari bahunya, "Ngapain lo kesini?!" 

"Mau liat keadaan calon istri. Lagian, gue kangen tau." 

Kedua tangan Nayla terkepal kuat, "Denger ya bule gadungan, gue nggak akan pernah mau jadi istri lo!" 

Mark terkekeh kemudian mengubah posisi duduknya, "Kedua orang tua kita udah setuju, nunggu apalagi sih?" 

"Emangnya lo nggak sebegitu lakunya sampai ngejar-ngejar gue gini?" sarkas Nayla. 

Mark tertawa renyah, "Banyak kok cewek yang lebih cantik dan mapan daripada lo." 

"Yaudah, lo embat mereka aja, nggak usah gangguin hidup gue!" 

"Tapi gue jatuh cintanya sama lo, gimana dong?" 

"IHH!!!" Nayla begitu kesal sampai ingin sekali menjambak rambut Mark. 

"Jangan terlalu benci sama orang, nanti jadi suka loh." 

DUREN (Duda Keren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang