46. Tamu Tak Diundang

808 90 4
                                    

Tw // 🔞🔞
Harap bijak dalam membaca👍



***



"M-mas, tapi aku malu!!"

Naren terkekeh pelan, "Kenapa malu sama suami sendiri?"

"Y-ya gitu.."

"Apa aku perlu lepas baju juga supaya kamu nggak malu?"

"NGGAK!!" 

"Ayo, sebentar aja." 

Nayla hanya bisa pasrah ketika Naren menggendongnya lengkap bersama selimut yang masih membelit tubuhnya.

"Mas, aku mandi sendiri aja," ucap Nayla.

"Yakin bisa?"

"Hm.."

"Aku nggak bakal mikir yang aneh-aneh kok, Nay. Lagipula semalem aku udah liat semuanya."

"I-iya, tapi itu kan beda.."

"Kalo kamu malu, kamu merem aja deh atau tidur."

"Mana bisa, Mas! Ihhh!!" seru Nayla sembari memukuli dada suaminya.

Naren malah tertawa kemudian menurunkan Nayla di bathtub.

"Jangann!!!!" Nayla berteriak cukup keras ketika Naren hendak menarik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Kamu ini, mau mandi kayak mau diapain aja."

"Mas.. malu.." Nayla merengek.

"Sebentar aja, Nay. Janji cuma mandi doang."

Nayla menggigit bibir bawahnya kemudian mengangguk malu. "Tapi ini perbannya jangan dikenain air ya, Mas?"

"Iya, aku tau." Naren mengulum senyum lantas menarik selimut dan menaruhnya di mesin cuci. 

Pria itu membasuh tubuh Nayla dengan telaten, mungkin karena setiap hari memandikan Nana, Naren tampak biasa saja dan termasuk cepat membasuh tubuh sang istri.

Tak sampai sepuluh menit, Naren sudah menurunkan Nayla di tempat tidur kemudian menyiapkan pakaian untuk sang istri.

"Cepet kan mandinya?" tanya Naren sembari membantu Nayla memakai baju.

"Hmm iya."

"Aku udah masak, ayo sarapan dulu," ucap Naren kemudian menggendong Nayla menuju meja makan.

"You treat me like a queen."

"You're the queen in this house, Nay."

Nayla tersenyum manis kemudian memperhatikan Naren menyiapkan makanan.

"Kamu izin lagi?" tanya Nayla.

"Iya, besok aku baru masuk kantor."

"Kenapa? Bukannya kamu udah sehat?"

"Aku nggak mungkin ninggalin kamu sendirian dalam keadaan kayak gini."

"So sweet!!"

"Apaan," Naren terkekeh. "Ayo makan."

Keduanya pun menikmati makanan dengan tenang, Nayla bersyukur karena tidak ada rasa canggung antara dirinya dan Naren karena pria itu pandai sekali menghangatkan suasana.

"Dua hari lagi genap dua minggu kamu tinggal disini," ucap Naren memecah keheningan.

Nayla spontan berhenti dari kegiatannya kemudian menatap pria yang ada di hadapannya.

"Aku rasa ingatan kamu nggak akan pulih secepat itu."

"Aku juga mikirnya gitu, Mas." 

"Tapi semalem kamu bilang kalo kamu udah inget sebagian?"

DUREN (Duda Keren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang