19. Terpaksa

980 143 9
                                    

"Nay! Nayla!!!"

Yang dipanggil pun berhenti kemudian menoleh ke belakang, "Kenapa sih?"

"Nay, bapak lo ada di IGD!" seru Sena.

"Hah?!" Nayla pun segera pergi meninggalkan Sena begitu saja. Gadis itu berjalan tergesa menuju IGD yang berada di lantai satu. Bagaimana pun juga ia merasa begitu khawatir saat ini.

Nayla langsung masuk ke IGD karena kebetulan pintunya sedang terbuka.

Sepi.

Tak ada seorang pun disana. Apa Sena sedang mengerjainya?

Gadis itu mencebik kemudian mengambil ponselnya yang berdering. "Ibu?" Tanpa berpikir panjang, iapun menggeser tombol hijau sehingga panggilan bisa tersambung.

"Nayla, kamu dimana, Nak?" tanya Maha di seberang sana. "Bapak masuk rumah sakit."

"Bapak beneran masuk rumah sakit?!" 

"Iya, baru aja dipindah ke ruang rawat."

Nayla menghela napas berat, "Ruang apa?"

"Anggrek V, Nak."

"Yaudah, aku kesana sekarang, Bu." Nayla memasukkan ponselnya ke dalam saku jas sembari menyeka keringat di dahinya. Ia lantas menuju ruang Anggrek V sesuai dengan arahan sang ibu.

"Gimana, Nay?" tanya Sena yang tiba-tiba muncul.

"Udah dipindah ke Anggrek V," balas Nayla.

"Gue ikut nengok deh, sekalian mau ke lantai 3."

Nayla hanya mengangguk kemudian berjalan beriringan bersama sahabatnya itu.




"Kenapa nggak masuk?" tanya Sena ketika mereka sudah sampai di depan kamar.

"Gue harus bersikap gimana? Apa gue harus minta maaf?" Nayla terlihat sangat kebingungan. 

"Masuk aja dulu, Nay." 

"Tapi-" 

"Ayo!" Sena menggandeng tangan Nayla kemudian membuka pintu. 

"Halo.. Om, Tante.. Mark?"

Nayla menghela napas berat melihat ketiga sosok yang ada di hadapannya, "Bapak kenapa?" 

"Darah tinggi bapak kambuh gara-gara kamu nggak pulang-pulang," balas Maha. 

Nayla hanya bisa menunduk sembari memainkan jemarinya. 

"Untung ada Mark, dia sigap sekali langsung bawa Bapak ke rumah sakit," ucap Maha. "Makasih ya, Nak." 

"Iya, sama-sama, Bu," balas Mark dengan ramah. 

"Nayla, Bapak sama Mark sudah menetapkan tanggal pernikahan kalian," ucap Ardi. 

"Bapak lagi sakit, nggak usah mikirin itu dulu," ucap Nayla. 

"Bapak sama Ibu udah tua, Nak. Kita cuma pengen masa depan kamu terjamin dan kita bakal pergi dengan tenang." 

"Bapak kok ngomongnya gitu sih?" kesal Nayla. 

"Pulang ya, Nak?" bujuk Ardi. 

Nayla menghela napas pelan kemudian menganggukkan kepala, "Iya. Hari ini Nayla pulang." 

Akhirnya Ardi pun bisa tersenyum lagi. "Makasih ya, Nak." 

"Aku mau pulang, tapi aku tetep nggak mau menikah sama dia. Titik!" tegas Nayla kemudian pergi keluar. 






... 






"Gimana, Mas? Saham perusahaan udah naik?" tanya Nayla. 

 Naren menoleh kemudian tersenyum, "Udah kok, ya walaupun nggak banyak, lumayan lah." 

DUREN (Duda Keren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang