30. Berubah

852 114 24
                                    

"Habis nangis ya??"

Nayla menepis tangan Sena yang menyentuh pundaknya.

"Ututu, ada masalah apa sih sampe nangis gini??"

"Nggak ada apa-apa." Nayla mengelak.

"Baru nikah itu harusnya bahagia, lah ini malah mewek."

"Mas Naren berubah."

"Berubah gimana?" Raut wajah Sena berubah menjadi serius. "Berubah jadi spiderman atau.."

"Apaan sih?!"

"Lo pasti ngambek gara-gara nggak dikasi jatah ya?" goda Sena.

Nayla menghela napas pelan kemudian fokus dengan ponselnya karena malas sekali menanggapi Sena.

"Tuhkan bener! Lo ngambek karena nggak dikasi jatah!"

Nayla tak mempedulikan temannya itu, ia lantas meraih tas dan pergi begitu saja.

"Eh? Mau kemana?!!" tanya Sena.

"Makan siang!"


Hari ini tak ada pesan ataupun panggilan masuk dari Naren, tumben sekali karena biasanya pria itu selalu semangat menjelang makan siang.

Nayla pun mencoba menghubungi Naren, namun teleponnya tidak diangkat dan pesan pun tak kunjung dibalas. Akhirnya gadis itu pun memutuskan untuk makan di luar sendirian karena bosan dengan makanan kantin rumah sakit.

"Mau ikut makan di luar?" tanya Nayla di telepon.

"Gue nggak jadi obat nyamuk kan?" 

"Enggak, gue sendiri kok."

"MAU!" seru Sena.

"Gue tunggu di depan."

Sambungan terputus, Nayla pun menunggu beberapa menit sampai akhirnya Sena datang dan masuk ke dalam mobil.

"Tumben sendirian," ucap Sena.

"Mas Naren nggak angkat telepon," balas Nayla kemudian menginjak pedal gas.



"Eh eh!!" seru Sena tiba-tiba. "Ini yang di depan mobil Mas Naren bukan sih?"

Nayla memperhatikan mobil yang ada di depannya dan benar itu adalah mobil suaminya.

"Ikutin nggak apa-apa ya?" gumam Nayla karena hatinya tiba-tiba menjadi tidak enak.

"Ikutin aja, Nay!" 

Nayla mengangguk kemudian mengikuti mobil Naren dari belakang. Perasaannya pun benar-benar campur aduk, ia takut Naren bersama wanita itu lagi.

Mobil Naren berhenti di depan sebuah kos-kosan yang ada di sudut kota. Nayla pun memperhatikan dari jauh. Dan yang membuat hatinya sakit adalah ketika melihat seorang wanita turun dari mobil suaminya.

Nayla melihat semuanya, bagaimana mereka tersenyum, berbicara satu sama lain, dan.. berciuman?

"Nay.." Sena mengusap lengan sahabatnya. "Kita pergi aja dari sini."

Nayla bergeming tanpa mengalihkan pandangan dari dua orang yang ada di depannya. Suasana pun menjadi hening sampai tiba-tiba ponsel Nayla berbunyi dan menampilkan nama Naren. Gadis itu hendak menolaknya tapi Sena dengan cepat menggeser tombol hijau dan mengaktifkan loudspeaker.

"Nay, mau makan siang bareng? Aku jemput ya?"

Nayla masih bergeming, setitik air mata lantas jatuh di pipinya.

"Halo? Nayla?"

Sena segera memutuskan sambungan dan memeluk sahabatnya itu. "Nay, lo harus kuat."

DUREN (Duda Keren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang