Kebahagiaan Nayla menjadi nyonya Adhyaksa sekaligus menjadi seorang ibu sepertinya belum cukup. Hari ini, untuk pertama kalinya ia akan menghadiri acara kondangan bersama suami tercinta. Kebahagiaannya berlipat ganda karena ia akan menghadiri acara pernikahan sahabatnya sendiri, siapa lagi kalau bukan Sena.
"Nay, kamu cantik banget. Serius."
"Ck, kamu udah ngomong gitu berapa kali sih, Mas?" tanya Nayla.
Naren terkekeh pelan, "Lupa, nggak kehitung."
Nayla rolling eyes kemudian memakai sandal hak tinggi. "Kalo pake heels kan enak, tinggi kita jadi nggak jomplang."
"Gemes banget sih, Nay!!" Naren mencubit pipi istrinya karena terlalu gemas dan Nayla pun hanya bisa pasrah saja.
Sementara itu, Nana yang sedari tadi menjadi saksi keuwuan kedua orang tuanya pun mencebik dengan kedua tangan disilang di depan dada.
Nayla yang menyadari raut wajah masam Nana pun segera menghampiri anak itu. "Nggak ada yang ketinggalan kan, Sayang?"
"Nggak," balas Nana ketus.
"Terus kenapa cemberut?" tanya Nayla.
"Cuekin aja teros!" Nana memalingkan wajahnya.
Naren pun terkekeh kemudian menggendong putrinya itu. "Ada yang ngambek nih."
"Mas," Nayla memperingati suaminya.
"NYEBELIN!!!" Nana pun memukul-mukul dada ayahnya.
"Sayang, udah dong, kasian Papa kesakitan kalo dipukulin," ucap Nayla dengan sabar.
"Habisnya Papa nyebelin!!" seru Nana.
Naren hendak menyahut, namun Nayla lebih cepat berbicara. "Udah udah, mending sekarang berangkat aja."
Akhirnya ketiganya pun berangkat menuju nikahan Lele dan Sena yang diselenggarakan di salah satu hotel yang ada di pusat kota.
"Nana nanti jangan nakal ya?" Naren memperingati putrinya.
"Iya," balas Nana seadanya.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di tempat acara. Setiap tamu mendapat kode barcode khusus yang terdapat di undangan digital, jadi tidak sembarang orang yang bisa masuk ke pesta mewah ini.
"Silahkan masuk," ucap receptionist sembari mengembalikan ponsel Naren.
Mereka pun masuk ke dalam dan langsung disambut hangat oleh iringan orchestra yang menyanyikan lagu Beautiful in White.
"Wah, gila. Pesta sultan emang beda," gumam Naren sembari memperhatikan sekeliling.
"NANA!!"
Ketiganya tiba-tiba dikejutkan dengan Hachi yang sepertinya juga baru datang bersama kedua orang tuanya. Anak itu terlihat klimis dengan rambut yang diolesi pomade serta kemeja dengan warna senada dengan gaun ibunya.
"Hachi ganteng banget," ucap Nana yang membuat Hachi berbunga-bunga. "Tapi lebih ganteng Zeno."
Kretek nyess, seperti ada yang retak saudara-saudara.
"ZENO!!" Nana berteriak heboh ketika pujaan hatinya itu datang.
Zeno dengan attitude-nya yang baik langsung menyalami tangan orang tua Nana dan Hachi.
"Eh, kalian udah daritadi?" tanya Jovan.
"Baru aja," saut Naren.
"Ya ampunn Zeno ganteng banget!!" Nana pun heboh sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...