Berisi konten sensitif, harap bijak dalam membaca🔞
---
"Mas Naren? Sshh Mas Naren~"
Naren terbangun ketika Nayla berbisik tepat di sebelah telinganya. "Kenapa?"
"Mas, aku takut. Ada yang ngetok-ngetok jendela kamar aku."
Naren menyingkirkan tangan Nana dari dadanya perlahan kemudian mengambil posisi duduk, "Cuma angin kali, Nay."
"Enggak, Mas. Suaranya jelas banget!" bisik Nayla penuh penekanan.
Naren mengusap wajahnya kemudian berjalan menuju kamar Nayla.
"Itu, Mas! Jendela yang itu!" seru Nayla yang mengintip di ambang pintu.
Naren membuka jendela dan menoleh keluar, "Nggak ada apa-apa, Nay."
"BBAAA!!"
Saking terkejutnya, Naren sampai oleng dan jatuh menindih Nayla.
"N-nay.."
Cup!
Nayla mencium bibir Naren, membuat pria itu begitu terkejut. Ia hendak bangkit, namun Nayla dengan cepat menahannya.
Naren tersenyum tipis kemudian mendaratkan bibirnya di atas bibir mungil Nayla. Naren yang mendominasi permainan malam ini, sementara sang istri hanya mengikuti saja.
Naren mengangkat tubuh Nayla dan merebahkannya di atas tempat tidur. Pria itu lantas menutup pintu, tak lupa menguncinya agar tak ada seorangpun yang mengganggunya malam ini.
"M-mas.." ucapan Nayla terhenti ketika Naren melepas atasannya sehingga menampakkan dada bidang dan perutnya yang kotak-kotak.
Nayla menggigit bibir bawahnya ketika Naren berjalan mendekat dan langsung mencium bibirnya. Gadis itu hendak memberontak, namun rasanya terlalu nikmat hingga ia hanya mengikuti permainan suaminya itu.
Tanpa melepaskan tautan bibirnya, tangan Naren bergerak membuka satu per satu kancing piyama yang dikenakan Nayla.
Perlahan Naren membuka mata dan langsung melepaskan tautan bibirnya ketika tangannya tak sengaja menyentuh dada Nayla yang masih dibalut perban.
"Apa masih sakit?" tanya Naren sembari mengusap perban tersebut.
Nayla menggelengkan kepala, "Enggak sama sekali."
"Terakhir kali aku liat dada kamu masih mulus, tanpa perban."
"Apa kita.. udah pernah ngelakuin itu sebelumnya, Mas?" tanya Nayla ragu.
"Pernah hampir, tapi semuanya gagal total soalnya kamu lupa matiin kompor dan Nana pulang gara-gara berantem sama Hachi."
Nayla tertawa kemudian mengusap dada bidang Naren, "Kalau malam ini?"
"Apa kamu nggak keberatan?"
"Nggak, Mas."
"Oke." Naren menyunggingkan senyum kemudian menciumi leher Nayla. "Wangi kamu masih tetep sama, Nay."
"Kamu juga masih tetep sama, Mas. Agresif tapi hangat."
"Kamu inget semuanya?" tanya Naren.
"Nggak semuanya, Mas. Cuma sebagian." Nayla tersenyum kemudian mencium bibir pria itu.
Sisanya sensor tittttt!
***
Lenguhan singkat terdengar dari bibir Naren, perlahan ia membuka mata dan mendapati dirinya berada di bawah hangatnya selimut sembari memeluk istri tercinta. Pria itu tersenyum lantas menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Nayla. Semalam rasanya.. hmm nggak usah dijelasin detail lah ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...