Berisi konten sensitif, harap bijak dalam membaca🔞
---
"Nayla!!"
"Nay!!"
"Nayla-"
"Apaan sih, Mas?" Nayla yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya malas pada sang suami yang tiba-tiba saja datang dengan hebohnya.
"Aku udah dapet kerja!" seru Naren sumringah.
"Hah?! Serius?!!"
"Iya!" Naren menganggukkan kepala kemudian memeluk sang istri erat-erat. "Ini semua berkat doa-doa kamu, Nay."
"Ini juga berkat kerja keras kamu, Mas." Nayla mengusap punggung suaminya. "Pontang-panting nyari kerjaan seminggu lebih akhirnya dapet juga."
Naren menghela napas pelan kemudian melepas pelukannya, "Makasih ya Nay, kamu udah mau bertahan di sisi aku."
Nayla mengangguk, "Tapi aku penasaran, Mas. Kamu lebih milih aku daripada Karina karena kamu dipecat dari kantor? Karena kamu tau gaya hidup Karina mewah makanya kamu lebih milih aku buat kamu ajak susah?"
Naren terkekeh pelan, "Kenapa aku kesannya jahat gitu sih?"
"Aku kan cuma mau tau alasan kamu lebih memilih aku dibanding Karina, Mas."
"Sebenarnya aku udah memutuskan milih kamu itu sebelum aku dipecat, Nay. Kebetulan aja waktu itu timingnya pas. Dan alasan aku lebih memilih kamu dibanding Karina itu karena kamu lebih bisa jadi sosok ibu yang baik buat anak-anak aku."
Nayla terkekeh kemudian mengangkat bahunya dan berjalan ke dapur.
"Kamu sendiri kenapa mau maafin aku?"
"Seperti yang aku bilang, pernikahan itu bukan untuk main-main, Mas. Kalo cuma mau putus nyambung aja ngapain harus nikah? Aku kasi kesempatan buat kamu karena aku masih percaya kalo kamu itu orang baik."
Naren tersenyum kemudian mengusap surai gadisnya, "Aku memang nggak salah pilih istri."
"Apaan sih, Mas! Geli!" seru Nayla sembari menyingkirkan tangan sang suami dari lehernya.
Naren terkekeh pelan, "Kamu habis mandi ya? Wangi banget."
"Iya, Mas."
"Yaudah, kalo gitu aku mandi sebentar."
Nayla mengerutkan keningnya, "Mandi ya mandi aja, Mas. Kenapa ngasi tau aku segala?"
Naren tersenyum tipis kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
"Dasar aneh." Nayla sempat menggerutu sebelum akhirnya memasak untuk makan malam.
Malam ini Nana menginap lagi di rumah Icung bersama perkumpulan bocah bar-bar jadi Naren dan Nayla bisa menikmati malam ini dengan damai tanpa adanya gangguan.
"Nay.."
Nayla terkejut ketika Naren tiba-tiba melingkarkan tangan kekarnya di pinggang gadis itu. "Ck, apaan sih, Mas?"
"Malam ini kan Nana di rumah Icung, apa kita bisa.." Naren menggantungkan ucapannya.
"A-apa?" tanya Nayla malu-malu.
"Bikin dede bayi buat Nana."
Wajah Nayla langsung merah padam, suhu ruangan pun tiba-tiba meningkat padahal AC masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...