"Nayla nggak mau keluar kamar dan dia nggak mau ketemu siapapun selain gue."
"Lo apain pacar gue, Bangsat?!" Mark menarik kerah baju Naren.
"Nggak gue apa-apain."
"Flight-nya satu jam lagi dan kita harus berangkat ke airport sekarang juga!"
"Tapi dia nggak mau ketemu lo."
"Lo pasti bohong! Minggir!"
Mark hendak menuju kamar Nayla namun Naren dengan cepat menahannya.
"Kamu pasti udah cuci otak anak saya kan?" tanya Ardi yang ikut nyempil di belakang bersama Maha.
"Cuci otak gimana sih maksudnya, Pak? Jangan asal tuduh sembarangan."
"Kalo gitu cepet dong bawa Nayla kesini!" seru Mark.
Naren berdecak dan tak segan mendorong Mark ketika lelaki itu hendak berjalan melewatinya.
"Lo!"
Bugh!
Mark mendaratkan satu pukulan di wajah Naren. "Kesabaran gue udah habis ya ngadepin lo!"
Bugh!
Bugh!
Pukulan bertubi-tubi dari Mark. Naren berusaha menghentikkannya namun sial ia tidak dapat bergerak karena Ardi mengunci kedua tangannya di belakang.
"PAPA!!" Nana yang sengaja dikunci di dalam kamar pun berteriak ketika mendengar suara ribut-ribut dari luar.
"Gue kasian sama anak lo, Ren. Punya papa nggak berguna kayak lo." Mark tertawa kemudian mendaratkan satu pukulan lagi di wajah Naren.
"J-jangan buka pintunya," lirih Naren.
Mark tersenyum sarkas kemudian memutar kunci kamar. "Biar dia liat sendiri kalau papanya itu cuma seorang pecundang."
"Mark, gue mohon.. Anak gue nggak ada salah apa-apa sama lo."
"Ups, udah kebuka," ucap Mark.
Ardi akhirnya melepaskan Naren dan membiarkan pria itu jatuh ke lantai.
"PAPA!!" Nana pun menerobos keluar kemudian menghampiri Naren yang masih terbatuk sampai memuntahkan darah.
"P-papa?" Suara Nana tampak bergetar melihat kondisi ayahnya saat ini.
"Sayang, masuk kamar lagi ya?" pelan Naren.
Nana menggeleng kemudian menatap tajam Mark. "OM JAHATT!!" Anak itu lantas berlari menghampiri Mark dan menggigit tangan lelaki itu.
"Dasar anak nggak berguna!!" Mark menepis tangan Nana dengan kasar dan tak segan mendorong anak itu sampai terbentur ujung meja.
Nana pun terjatuh ke lantai dan langsung tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
"Beraninya lo nyakitin anak gue, Bangsat!!"
Tak tinggal diam, Naren langsung bangkit dan meninju wajah Mark saat itu juga. Ardi hendak menahan Naren, namun sepertinya orang-orang itu telah membangunkan macan yang sedang tertidur. Naren juga tak segan menghajar Ardi yang ingin menghalanginya.
"Anak gue punya salah apa sama lo?! Dasar Bajingan!" Naren menginjak dada Mark dengan keras hingga lelaki itu berteriak kesakitan.
"CUKUPPP!!" Suasana menjadi hening ketika Nayla tiba-tiba keluar kamar sembari berteriak.
"Nayla.." Maha yang sedari tadi mematung di tempat pun berjalan menghampiri putrinya.
"JANGAN SENTUH AKU!" teriak Nayla sembari menodongkan pisau ke arah Maha.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN (Duda Keren)
FanfictionPERHATIAN! Cerita ini akan menyebabkan oleng dari bias dan halu yang berlebih, tolong siapkan iman kalian. Bukan cuma itu, cerita ini akan membuat kamu ice moci sampai ubun-ubun dan juga mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang. Jadi, sudah siap...