Pertempuran melawan Raja

276 56 11
                                    

Langit-langit sudah bewarna gelap dengan Guntur yang akan seperti menyambar tanah setiap saat.

Di sekeliling Thea sekarang berdiri, terdapat banyak jasad-jasad kambing setan yang dia telah bunuh selama 3 hari ini.

Melihat kebelakangnya. Maka kamu akan melihat tumpukan-tumpukan mayat kambing setan yang sangat tinggi, dan darah mereka semua menodai tanah sampai-sampai membuat genangan kolam darah.

Pada awal mulanya, Thea masilah takut bertarung dengan segerombolan kambing yang ada di hadapannya ini.

Melihat beribu-ribu kambing setan mendekatinya dengan sangat cepat. Kaki Thea terasa sangat lemah, sampai dia tidak bisa lari sama sekali.

Pada akhirnya, ketika kambing setan pertama menghampirinya, Thea mau tidak mau harus mengangkat pedang batunya, dan bertarung dengan mereka semua.

Saat membunuh kambing setan untuk kedua kalinya. Tangan Thea yang memegang pedang batu masihlah bergetar.

Membunuh untuk kelima kalinya, tangan Thea yang memegang pedang batu tidak bergetar lagi.

Thea mendapatkan sebuah pencerahan.

"Mereka tidak akan membunuhku asalkan aku membunuh mereka duluan."

Memegang pedang batu dengan sedikit rileks. Ketakutan tersembunyi yang ada di dalam hatinya mulai terlepas satu demi satu.

Memegang pedang batu yang di lumuri darah. Thea melihat ke ribuan kawanan kambing setan yang semakin mendekatinya dengan cepat.

Thea tahu bahwa jika dia ditenggelamkan kedalam gerombolan kambing ini, dia tidak akan pernah keluar dari sana dengan hidup-hidup.

Makanya dia menggunakan taktik yang sangat boros namun juga sangat efisien menurutnya.

Lari lalu tebas!

Meskipun ini terdengar tidak cukup profesional. Ini merupakan pilihan paling cocok untuk Thea sendiri.

Alasan utama dia memilih ini adalah karena tubuhnya sendiri.

Ya! Thea tidak akan pernah lelah!

Selama bar makanan penuh dan hati merah mudanya masih sangat sehat, tidak ada yang bisa menghentikannya sama sekali!

Setiap tebasan yang dia lakukan masih sama persis dengan tebasan yang pertama! Tidak ada namanya melemah karena kelelahan sama sekali!

Begitulah awal dari perang Thea melawan gerombolan para kambing setan ini sampai tumpah darah penghabisan.

Pada awal mulanya, Thea hanyalah manusia normal yang tidak menghetahui taktik pedang sama sekali.

Namun dengan seiring dia membantai para kambing setan ini. Thea mulai semakin ahli melambaikan pedang yang ada di tangannya ini.

Sekarang, Thea bisa menggunakan dua pedang di kedua tangannya dengan sangat bebas.

Ketika Thea berlari sambil menebas para kambing setan ini menggunakan pedang batu miliknya. Tidak bisa dihindari bar kelaparan yang dia miliki akan berkurang dengan sangat cepat.

Untuk itu, Thea memiliki sebuah solusi.

Lari beberapa meter untuk menjaga jarak dari para kambing setan ini. Thea membuka mulut kambing setan yang telah menjadi mayat, dan menarik lidah lembutnya keluar dengan sangat cepat.

Ya, Thea memakan lidah Para kambing setan.

Selain hal ini, Thea juga memakan bola matanya mereka dengan sekali teguk, jika dia terlalu repot untuk menarik lidahnya para kambing ini.

Minecraft System in a Disruption WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang