Krisis kota Terrafan

72 11 2
                                    

Salju berhenti turun.

Namun itu tidak membuat sekelompok orang yang mengungsi di bawah gunung sunrise senang sama sekali.

Ini layaknya ketenangan sebelum badai hebat.

Benar-benar memberikan rasa cemas tanpa akhir.

Bisa merasakan getaran di gunung sunrise berhenti, dan banyak pohon-pohon layu dengan seketika di sekeliling mereka. Thea melihat ke Amary yang selama ini berdiam diri.

Dia selalu memandang puncak gunung sunrise dengan diam, berharap keajaiban terjadi.

Namun menunggu beberapa saat, keajaiban itu tidak pernah kunjung datang.

Harapannya mulai padam.

"Kamu tidak apa-apa?"

Thea yang selama ini memperhatikannya Amary, bertanya dengan khawatir.

Menghapus air mata di wajahnya, Amary menggelengkan kepalanya dengan lembut.

"Tidak, apa-apa, kita harus terus bergerak pergi dari sini."

Thea tidak akan bertanya kenapa mereka semua harus bergerak pergi dari tempat ini. Melihat perubahan di gunung sunrise dan pohon-pohon layu di sekitarnya, sudah memperingatkan Thea dengan banyak masalah.

"Mbak? Lalu kita akan pergi ke mana?"

Berbalik, dan melihat ke Thea, Aertal, Alvy, dan juga Bella. Amary menatap mereka dengan mata yang tegas.

"Tempat ini sudah tidak aman lagi. Salju tidak akan pernah kunjung mencair dan kita harus pergi ke tempat lain cepat atau lambat. Pergi ke kota Terrafan, mereka bisa mengantarkan kita pergi dari tempat ini."

Menganggukkan kepalanya dengan setuju. Baik Thea dan Aertal menatap Bella yang lagi terengah-engah di tumpukan salju.

"Lagi!? Mana milikku hampir habis! Aku tidak bisa melakukan teleportasi sejauh itu!" Bella meraung dengan marah.

Dengan mana yang terisi penuh. Bella mengangkut Aertal dari kota Terrafan ke gunung sunrise, dan dia terengah-engah dengan sangat kelelahan. Jika membawa mereka semua yang memiliki anggota 4 orang, Bella akan mati karena mana kering!

"... Kalau begitu serahkan saja kepadaku?"

Melihat ke Alvy yang baru saja berbicara. Ekpresi mereka semua memiliki emosi yang sama.

Yaitu terkejut.

"Ada apa dengan ekpresi wajah kalian! Jangan lupakan aku juga merupakan salah satu dari empat raja kuno yang sangat kuat!"

"Mantan." Thea mengoreksinya dengan cepat.

Mengatup paruhnya dengan sangat kuat. Alvy terbang ke atas armor kepalanya Thea, dan mematuknya dengan sangat marah.

Thea: "...."

Melihat bahwa dia tidak bisa menembus armor netherite miliki Thea sama sekali. Kebanggaan Alvy sedikit terluka, dan dia menghembuskan nafasnya dengan sombong.

"Hum!"

Semua orang: "...."

Melihat Alvy yang berdiri di atas kepalanya Thea yang memiliki armor netherite dan menyatu dengan kegelapan malam. Aertal merasa Alvy seperti sebuah api hitam obor kecil.

Dia tidak bisa membantu menggunakan sihir angin untuk meniup api kecil ini sampai padam.

"Siapa yang menyerangku secara diam-diam? Keluar!" Alvy yang jatuh ke tumpukan salju, berteriak dengan marah.

Dia tidak terlihat agung seperti raja kuno yang barusan tadi dia bilang.

Melihat bahwa tidak peduli macam kata macam apa saja yang dia lontarkan. Alvy hanya bisa berteriak dengan marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Minecraft System in a Disruption WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang