Untuk membuat portal sendiri kita membutuhkan 14 obsidian dan membuat bentuk persegi panjang dengan 4x5 kubik.
Sebenarnya kita hanya membutuhkan blok obsidian sepuluh saja, karena setiap sudutnya tidak dibutuhkan sama sekali.
Namun, karena sikap obsesif yang dimiliki Thea, maka dia mengisi sudut-sudut, menuruti kata hati miliknya sendiri.
Selain itu, Thea juga masih menyimpan satu baris blok sebagai jaga-jaga jika portal ini entah tidak sengaja hancur oleh siapapun.
Jika portal ini hancur, Thea mungkin akan menangis darah karena tidak bisa kembali ke rumahnya sendiri.
Yang jelas, Thea harus berjaga-jaga untuk situasi yang terburuk.
_____
Mengecek kembali iventori miliknya dengan hati-hati. Thea merasa bahwa dia cukup siap, dan mulai mengambil Flint and Stell yang dia miliki.
Ngomong-ngomong soal Flint and Stell, Thea mendapatkan kedua bahannya dari dasar gunung magma yang dia lalui kemarin.
Jika bukan karena takut lahar tiba-tiba muncul dan menenggelamkannya sampai tidak tersisa. Thea mungkin masih menambang disana seharian.
"Tek!"
Dengan bunyi gesekan antara batu api dan baja, portal Nether yang semulanya kosong, mulai muncul pusaran bewarna ungu secara tiba-tiba.
Meluas dengan sangat cepat, pusaran itu akhirnya berhenti bergerak, ketika ruangan yang dia lalui telah dibatasi blok obsidian yang ada di sekelilingnya.
Melihat layar ungu yang ada di hadapannya ini. Thea memegang pedang tulang di tangan kanannya, dan perisai tulang di tangan kirinya.
Thea mulai masuk kedalam portal Nether dengan kewaspadaan penuh.
_____
Warna ungu menutupi seluruh pandangan Thea tanpa menyisakan warna apapun sama sekali.
Tiba-tiba, warna ungu ini mulai bergerak seperti gelombang air, dan gerakannya semakin cepat sampai membuat Thea sendiri pusing melihatnya.
Menutup matanya dengan erat-erat. Pusing yang melanda kepalanya akhirnya mereda, dan Thea membuka matanya kembali.
Melihat sekelilingnya dengan sangat waspada. Thea terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Bukan musuh yang kuat.
Bukan juga karena ini tempat yang tidak dikenalnya sama sekali.
Melainkan... Dunia ini berbentuk kotak.
Thea: "...."
Melihat tangan dan kakinya masih belum berubah menjadi kotak. Thea menghela nafas dengan syukur.
"Igh!!"
Menoleh kesamping dengan cepat. Thea melihat bahwa ada satu piglin yang memegang pedang emas dengan sangat lurus di tangan kanannya.
Jika di dalam video game, Thea tidak akan heran jika melihat piglin memegang senjata seperti itu, namun di dunia nyata, entah kenapa ini sangat aneh.
Berjalan dengan kedua kaki yang sangat lurus. Piglin itu menghampiri Thea, dan menebasnya dengan pedang besi yang ada di tangannya.
"Ting!"
Tertangkis oleh perisai tulang yang ada di tangannya. Thea memotong kaki piglin dari bawah, dan piglin tersebut jatuh ketanah dengan sangat cepat.
Piglin tersebut sepertinya baru pertama kali ini merasakan rasa jatuh, dan dia tidak bisa bangkit dari tempat dia berbaring.
Melihat prilaku yang dilakukan oleh piglin, Thea tidak berniat untuk membunuhnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft System in a Disruption World
FanficDia hanya ingin hidup dengan damai. Menginginkan sebuah rumah yang dapat membiarkan dia berisitirahat. Melihat kebelakang, Semua memanggilnya sebagai.... Raja kesepian.