Hari pembaptisan

108 27 0
                                    

"Sampai jumpa lagi mini! Aku akan membelikanmu oleh-oleh yang sangat banyak!" Ucap Dani sambil melambaikan tangannya dengan cepat.

"Hati-hati dijalan!"

"Pemimpin, jangan lupa belikan kapak besi baru!"

"Aku minta oleh-oleh makanan saja!"

....

Melihat gerobak kereta yang membawa pasangan anak dan ayah itu mulai pergi menjauh. Semua villager dan illager yang berkumpul di depan gerbang desa, langsung bubar dengan cepat.

Sand menghapus susu yang masih ada tersisa di mulutnya, dan menepuk kepala mini yang masih sedih.

"Tidak ada teman bermain lagi?"

Mini semakin menundukkan kepalanya.

"Paman... Apakah Dani akan kembali lagi kesini?"

Sand menganggukkan kepalanya dengan pasti: "Tentu saja! Bagaimanapun ini adalah kampung halamannya juga!"

Mengambil mini secara tiba-tiba di tanah dan meletakkannya di atas bahunya. Sand mulai mengambil sebuah ancang-ancang.

"Kapal kuda akan segera berangkat! Mohon pegangan dengan erat-erat!"

"T-Tunggu paman! Apa-apaan ini!?" Mini yang langsung duduk di bahu Sand, menjadi sangat panik.

"KITA PERGI!"

"TIDAKKK!!!"

Melihat tingkah mereka berdua sambil duduk di bawah sinar matahari. Mirty memejamkan matanya dengan nyaman.

"TIDAK, JANGAN KESANA! ITU SAWAH!!" Mini terdengar cukup panik.

"AKU TIDAK BISA BERHENTI!!!" Sand berteriak dengan liar.

"BAAMM!!!"

Mirty langsung bangkit dari tempat dia berjemur, dan mulai membantu Sand dan mini yang terjebak di dalam lumpur padat.

Hari kacau lainnya.

_______

Berhari-hari berlalu saja dengan singkat.

Selain mengawasi perkembangan Bella belajar sihir dan juga menatap Aertal yang melakukan pose sihir aneh tidak jelas. Thea sebenarnya tidak memiliki kebanyakan aktivitas.

Dia bisa pergi ke guild petualangan dan mengambil sebuah kuis untuk membunuh seorang monster. Ini setidaknya bisa membunuh kebosanan yang dia miliki, dan juga menghasilkan uang tambahan.

Sekarang, koin emas penyihir yang ada di dalam kantong penyimpanannya mulai bertambah banyak.

Tidak terasa dua Minggu berlalu begitu saja. Tanpa disadari, hari ujian penyihir akhirnya tiba.

Melihat bahwa Bella mengenakan jubah penyihir bewarna hitam serta topi runcing penyihir di atas kepalanya. Thea menganggukkan kepalanya dengan lemah.

"Kamu memiliki cincin penyimpanan?"

"Ya, aku punya." Bella menganggukkan kepalanya dengan bingung.

Sebagai murid penyihir terkenal Lujin, kepala sekolah ascard. Bella mana mungkin tidak memiliki cincin penyimpanan.

Ini merupakan cincin berbentuk bundar bewarna perak, dengan bisa menyimpan barang bervolume 2 meter per kubik. Tidak cukup besar, namun sangat berguna untuk membawa barang berat dan kecil.

"Kalau begitu ambillah." Thea menyerahkan banyak potion penyembuhan dan regenerasi kepada Bella.

Mengambil semua botol potion yang sudah diberi label supaya tidak salah ambil. Hati Bella entah kenapa terasa sangat hangat.

Minecraft System in a Disruption WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang