Berjalan masuk kedalam kota Terrafan yang sudah diselimuti oleh salju tebal dimana-mana. Amateur berjalan di jalanan yang sepi, dan menghembuskan nafas dingin ke udara lepas.
"Sudah lama."
Dia melihat kota yang hampir mati ini dengan tenang.
Syal compang-camping bewarna biru yang melilit lehernya dengan erat, terus bergerak kesana-kemari akibat hembusan angin.
"Kota ini tidak memiliki harapan. Jadi inikah alasanmu membekukan seluruh kota?"
Berjalan ke salah satu rumah yang ditutupi oleh kristal es. Amateur membukakan pintu, dan melihat patung-patung Es berdiam diri membeku di tempat.
"Mereka layaknya seekor ayam yang tidak akan tahu kapan waktu ajal mereka tiba. Setiap orang yang akan berubah menjadi monster, disortir, dan langsung dibekukan begitu saja. Mereka mungkin tidak tahu kapan mereka mati."
"Namun ini adalah metode paling lembut untuk mengirim mereka pergi. kamu masih terlalu baik..."
Berjalan di jalanan yang beku. Amateur masuk kedalam gereja healing cult, dan terus berjalan menaiki tangga menuju lantai atas.
Patung-patung es yang masih duduk di balkon dengan tenang. Mulai menatap amateur dengan ganas.
Hawa dingin mulai menyelimuti seluruh patung sekali lagi, membekukan mereka sampai mati.
Es yang menyelimuti dirinya semakin bertambah tebal seiringnya waktu.
Amateur mengabaikannya.
Memasuki area khusus untuk tempat orang biasanya berdoa. Amateur melihat sebuah patung besar yang berdiri diam disana.
Seluruh bagian tubuhnya diselimuti oleh sebuah jubah. Tidak jelas apakah dia perempuan atau pria. Namun melihat mata amateur yang nostalgia, mereka sepertinya pernah bertemu di suatu tempat.
"Sekarang, kamu adalah dewa mereka."
"Kamu senang kawan?"
Patung itu masih diam.
"Rencana cadangan yang telah kamu usulan dari dulu tidak pernah kunjung datang. Saya tidak bisa menahannya lebih lama lagi."
"Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mereka.... Terus berevolusi."
"Aku bertanya-tanya, bagaimana kamu melihatku, ketika kita bertemu lagi."
Amateur tertawa, dan mulutnya sedikit tersenyum lemah.
"Aku harap, kita bisa bertemu lagi."
"Aku, lelah..."
Punggung amateur terasa sangat kesepian.
_______
Berjalan satu demi satu menuju paviliun yang dibuat oleh blossom di puncak gunung sunrise. Amateur melihat Amary yang menghalangi jalannya.
"Minggirlah nak, ini bukan urusanmu."
Amary mengambil pedang yang tersangkut di pinggangnya, dan menghunuskannya kedepan.
"Siapa kamu? Bagaimana bisa kamu sampai disini?" Amary bertanya dengan bingung.
Jangan lihat Bella dan Aertal yang terus keluar dari sini sesuka hatinya, dan bisa kembali ke gunung ini tanpa tersesat. Setiap orang yang berusaha untuk mencari gunung sunrise, biasanya akan pulang tanpa mendapatkan petunjuk apapun sama sekali.
Jika bukan karena persetujuannya blossom. Kelompok Thea mungkin tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki mereka kesini selama sisa hidupnya.
"Aku diundang mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft System in a Disruption World
FanficDia hanya ingin hidup dengan damai. Menginginkan sebuah rumah yang dapat membiarkan dia berisitirahat. Melihat kebelakang, Semua memanggilnya sebagai.... Raja kesepian.