Jarum jam 1: "Portal nether"

102 25 3
                                    

Hari selanjutnya, Dastranal kembali lagi ke tempat penelitian, untuk mengisi energi sihir di dalam portal nether.

Kontrak yang dia maksud bukanlah perjanjian iblis yang berada di buku cerita fantasi. Namun lebih daripada itu.

Obsidian yang menangis.

Itu merupakan salah satu item yang bisa memenjarakan jiwa makhluk yang telah mati.

Menurut sistem yang berlaku, semua makhluk yang mempunyai jiwa telah mati, akan langsung pergi ke dunia nether.

Namun akan ada selalu beberapa item yang bisa terus mengikat jiwa mereka, dan tidak pergi ke sana.

Kelihatannya sangat bagus. Namun kenyataannya lebih kejam.

Setiap jiwa yang terperangkap di dalam obsidian tidak bisa merasakan apapun di sekitarnya. Seperti layaknya batu.

Tidak bisa mendengar, tidak bisa berbicara, tidak bisa melihat, tidak merasakan apapun, tidak bisa mencium bau. 5 Indra utama langsung disegel begitu saja.

Makhluk manapun yang terperangkap seperti itu akan gila secara perlahan-lahan. Mereka berteriak, menangis, marah, berharap, mereka bisa di bebaskan.

Karena itulah obsidian bergaris ungu ini disebut "Obsidian menangis."

Semua suara indah seperti kristal adalah suara ratapan jiwa tiada habisnya untuk dibebaskan.

Bagaimanapun, benda ini dengan nether portal memiliki hubungan yang sangat erat.

Dunia nether berusaha untuk menarik jiwa dari overworld ke dunianya. Namun yang ironis, jiwa tersebut terperangkap di dalam obsidian.

Dengan dukungan rune kuno serta kerinduan jiwa-jiwa ini untuk bebas dari dalam sana. Mereka bisa membengkokkan dinding realitas dengan mudah.

"BANG!!!"

Ketika portal nether terbuka. Di dalam sebuah ruangan serba putih. Jarum jam yang telah membeku, mulai bergerak secara perlahan-lahan.

"TAK!!"

Jarum jam menunjukkan arah jam 1.

Dunia mulai berubah secara perlahan-lahan.

Mundur karena gelombang kejutan. Dastranal merasakan jiwanya tertarik dengan dinding ungu di depannya, namun dia menolaknya dengan enggan.

Obsidian menangis yang berada di empat penjuru sudut gua, juga mengeluarkan suara jeritan yang sangat memekakkan telinga.

Seolah-olah diminta untuk dibebaskan.

"Kerja bagus Dasta!" David memberikan selamat, dan mengguncang tangan Dastranal dengan bersemangat.

Melihat ancient builder manusia lainnya, dan tim arkeologi yang selalu menemaninya memecahkan rune kuno. Dastranal hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku pergi."

Mengucapkan sopan santun tidak perlu kepada semuanya. Dastranal mengambil barang yang sudah mereka janjikan, dan bergegas kembali ke dalam rumah dengan cepat.

Di sepanjang perjalanan, dia melihat banyak prajurit yang mengenakan baju besi berlian, mondar-mandir seperti menunggu sebuah perintah.

Dastranal masih mengabaikan mereka.

"BANG!!!"

"Ayah!?"

"Berkemaslah dengan cepat, kita akan pergi dari sini."

Memasukkan semua barangnya kedalam peti penyimpanan, setelah itu memasukkan semuanya ke dalam inventori miliknya. Dastranal mengambil putranya yang masih bingung, dan langsung pergi dengan kereta gerobak miliknya.

Minecraft System in a Disruption WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang