Kulit jernih seputih kristal, tubuh ramping yang sangat imut, dan juga pupil mata ungu yang sangat menawan.
Dilihat dari sisi manapun, ini jelas sama sekali bukan Thea yang Aertal kenal.
"Mbak! Katakan dengan jujur! Apa yang paling ditakutkan Thea selama ini?"
"Takut mati."
"Hah? Benarkah?" Aertal menatap Thea dengan tatapan kosong.
Dia awal mulanya ingin bertanya kepada Thea dengan nada main-main. Dia tidak menduga sama sekali bahwa Thea akan benar-benar menjawab pertanyaannya.
"Benarkan Thea takut mati? Takut mati? Ketakutan macam apa ini?" Aertal mulai melupakan set image prilaku domba yang selalu dia pakai.
Menatap mata ungu Thea dengan tatapan kosong. Aertal membuka mulutnya, namun dia menutupnya lagi.
"Sudah selesai menghisap?"
Mengigit pergelangan tangan Thea yang ramping seperti seorang vampir. Bella yang masih menghisap darah, menggelengkan kepalanya secara perlahan-lahan.
"Hentikan." Thea menatap Bella dengan tatapan yang sangat buruk.
Melihat bahwa Thea sepertinya akan mencapai batas ambangnya. Bella langsung menghisap darah Thea dengan semakin cepat!
Kulit Thea menjadi sangat buruk!
"Lepaskan!"
Menaruh belati netherite di leher Bella, namun diabaikan olehnya. Thea menyimpannya kembali, dan mulai mendorong wajah Bella dengan keras, agar dia lepas dari menghisap darah yang keluar dari lengannya!
"Hm!!!" Pupil mata Bella yang bewarna merah, berubah menjadi semakin ganas!
"Mbak! Ada yang salah dengan Bella! Cepat pisahkan mereka berdua!"
Mendorong Bella menggunakan sihir angin, namun tidak berhasil. Aertal melihat Amary dengan ekpresi meminta tolong.
"Tunggu sebentar."
"BUK!'
Memukul usus perut Bella dengan sangat cepat. Bella membuka mulutnya secara refleks, dan dia langsung ditarik menjauh dari Thea.
Ketika semua orang merasa akan baik-baik saja. Aroma menggoda tiba-tiba muncul mengisi seluruh ruangan kamar. Dan Aertal berserta Amary langsung melihat ke pergelangan tangan Thea yang terluka.
Thea: "...."
Merasakan bahwa situasi tidak akan berubah menjadi normal jika dia diam saja. Thea menuangkan ramuan regenerasi di tangannya yang terluka, dan itu langsung sembuh dalam hitungan beberapa menit.
Aroma yang mengisi seluruh ruangan tiba-tiba langsung menghilang begitu saja.
Mata Bella juga sudah berubah kembali menjadi lebih normal.
Thea langsung mengenakan armor netherite miliknya tanpa mengatakan apapun sama sekali.
"Aku berpikir kalian adalah temanku sehingga aku tidak mewaspadai kalian semua. Aku terlalu ceroboh."
Mendengar nada kecewa yang dikeluarkan oleh Thea. Bella yang sebagai pelaku utama, tiba-tiba menjadi sangat panik!
"Tidak, tidak! Bukan itu maksudku! Aku minta maaf, aku tidak bisa mengendalikan tubuhku barusan! Thea maafkan aku... Tolong, maafkan aku!"
Melihat Bella merengek, dan berlutut di dekat Thea seperti kucing kecil yang takut kehilangan pemiliknya. Aertal hanya bisa mengangkat bahunya tidak berdaya.
"Aku tidak marah." Nada Thea masih tenang seperti biasanya.
"Sungguh!?" Bella tiba-tiba bersemangat, dan dia memiliki mata yang bersinar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft System in a Disruption World
Fiksi PenggemarDia hanya ingin hidup dengan damai. Menginginkan sebuah rumah yang dapat membiarkan dia berisitirahat. Melihat kebelakang, Semua memanggilnya sebagai.... Raja kesepian.