Woodland mansion.
"Dani, dengarkan aku." Dastranal menatap putranya dengan sungguh-sungguh.
Di dalam ruangan kamarnya Dastranal. Beberapa illager datang bersama dengan Dani, dan menatap ketua mereka dengan gugup.
"Ada apa ayah?"
Membuat keputusan yang sangat sulit. Dastranal menghela nafas, dan mengelus kepala putranya dengan lembut.
"Setelah kalian semua selesai beristirahat, kembalilah ke desa. Kondisi kedepannya tidak akan menjadi aman lagi, aku tidak bisa melindungi kalian semua."
"Kita akan kembali?" Dani menatap ayahnya dengan penuh semangat.
"Ya.... Kembali pulang."
"Bagaimana denganmu ayah? Kenapa wajahmu kelihatannya sedih?"
Mendengar apa yang dikatakan Dani. Dastranal mengangkat kepalanya, dan melihat wajah khawatir mereka semua.
Dia tersenyum tidak berdaya.
"Itu tidak penting lagi.... Ini benar-benar tidak penting..." Tangan yang mengelus kepalanya Dani, bergetar.
Dani memegang tangan besar yang berada di atas kepalanya dengan kedua tangannya. Merasakan bahwa putranya juga menghawatirkan dirinya, ini semakin membuat Dastranal membulatkan tekadnya.
"Pergilah."
"Yang akan aku lakukan selanjutnya mungkin akan menjadi dosa yang tidak bisa disucikan. Aku bersedia menanggung resiko, tapi aku tidak mau kalian juga menerima dosa ini." Dastranal melihat teman-temannya dengan serius.
"Aku merasa diriku seperti layaknya sebuah pion di papan catur. Setiap tindakan, setiap pergerakan, setiap keputusan, selalu mendorong permainan ini bergerak semakin jauh."
"Lalu ayah... Kau tidak akan pulang?"
Melihat harapan yang terpancar di mata putranya. Dastranal tersenyum, dan mematahkan harapannya dengan kejam.
"Tidak...."
Dani merasa seperti dunia akan runtuh. Air mata yang terkumpul di matanya mengaburkan sosok ayah yang dikaguminya ini.
Dia memeluk kaki ayahnya dengan erat.
"Dani...."
Melihat bahwa putranya menangis diam-diam. Dastranal berlutut, dan memeluknya dengan lembut.
"....Ayah mencintaimu."
"Aku juga ayah... Aku mencintaimu." Kata Dani, sambil tersenyum, dengan tangis terisak-isak yang tidak pernah berhenti di matanya.
_____
"Kita akan kembali bertemu lagi. Dani, ambillah surat ini. Jangan sampai hilang."
Dani melihat amplop bewarna hitam yang diserahkan oleh ayahnya dengan bingung.
"Saat kau dewasa, kembalilah ke Woodland mansion. Aku akan berada disana, menunggumu."
"Lalu ayah, kapan aku dewasa?"
Dastranal tersenyum, dan menunjukkan jari telunjuknya ke dadanya Dani.
"Saat waktu terus berjalan."
"Kita akan bertemu lagi."
Dani mencengkeram amplop hitam di dalam saku bajunya dengan cemas. Seolah-olah, takut kehilangan barang yang penting.
"Dani, kau baik-baik saja?" Suara Igor bisa terdengar di luar kereta karavan.
Karena mereka akan memutuskan kembali ke desa villager. Mereka mengemasi barang perlengkapan sekali lagi antusias, dan bergegas pulang ke rumah seperti sudah pergi dari sana berabad-abad dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft System in a Disruption World
Fiksi PenggemarDia hanya ingin hidup dengan damai. Menginginkan sebuah rumah yang dapat membiarkan dia berisitirahat. Melihat kebelakang, Semua memanggilnya sebagai.... Raja kesepian.