Langit berwarna abu-abu. Debu awan tebal bertebaran dimana-mana di tanah yang hangus dan juga kering.
Awan tebal juga mengalangi matahari, yang dimana membuat pecahan-pecahan pilar tinggi, meredupkan kembali masa jaya mereka.
Di tengah-tengah aula yang luas, penuh dengan darah bewarna hitam, dan juga mayat-mayat raksasa di sepanjang jalan menuju tahta. Gastratas, Raja para raksasa, berbaring duduk di tahtanya dengan penuh dengan bersimbah darah.
Mata bewarna hitam pekat, kabur, seolah-olah ingin mengingat suatu hal. Memandang makhluk kecil di depannya dengan pandangan tidak berdaya.
"Maafkan aku."
Amateur, raja umat manusia. Memutar tombak bewarna hijau di tangannya, dan menghilangkan semua darah yang menempel di tombak.
"Sejak awal kita kehilangan [Ancient power], ini sudah ditakdirkan untuk kita. Kita akan perlahan-lahan kehilangan kewarasan, dan berubah menjadi monster. Seperti dirimu."
Amateur berjalan sedikit demi sedikit menuju sosok raksasa yang tergelak di tahta, dan dia terus berbicara.
"[Cahaya harapan], memberikan kita ilmu dan juga cara berpikir. Namun tanpa dirinya, kita masihlah makhluk ciptaan kegelapan."
"Yang hanya aku bisa lakukan adalah, membiarkan generasi baru tumbuh, dan menopang peradaban ini menggunakan tangan mereka sendiri. Monster seperti kita, tidak dibutuhkan disini."
Amateur berjalan di tubuh Gastratas dan mulai berjalan menuju kepala raksasa seperti gunung, secara perlahan-lahan.
"Aku membunuh Alvy. Aku juga akan membunuhmu. Aku akan membunuh blossom. Setelah itu, aku juga akan bunuh diri."
"Namun... Waktuku belum tiba. Belum sebelum generasi di era ini bangkit."
Amateur berdiri di atas kepalanya Gastratas, dan melihat aula luas, yang pernah menjadi aula kebanggaan para generasi rakasa terlebih dahulu.
"Kegelapan akan menyelimuti era ini. Kita membutuhkan perang, agar para bibit muda tumbuh semakin dewasa."
"Alvy tidak menggunakan pengetahuan yang diberikan oleh [Cahaya harapan], dan kau, terus memanjakan diri dengan ilmu pengetahuan yang diberikan kepadamu. Inilah dosa kalian."
Amateur memejamkan mata, dan mulai mengingat apa yang selama ini dia lakukan. Memberikan ilmu pengetahuan tentang pertanian, ilmu pengetahuan untuk memerintah negara, ilmu pengetahuan untuk membuat senjata. Dan...
Ilmu pengetahuan untuk membangun sebuah peradaban.
"Kita semua lelah."
Amateur mencengkeram tombak di tangannya dengan erat-erat, dan mengangkatnya tinggi. Sebuah sinar mulia bewarna hijau murni, mulai muncul di sekitar tombak.
"Ah..."
Seakan-akan tahu bahwa ajalnya sudah mendekat. Gastratas mulai menggerakkan tangannya secara perlahan-lahan.
Menunggu beberapa saat, bukan perjuangan terkahir yang seperti dibayangkan oleh Amateur. Namun, Gastratas hanya melipat kedua tangannya di perut, dan mulai meluruskan badannya yang bengkok.
Amateur terdiam.
"Ah... Ah...."
Mengucapkan kata-kata kacau yang berasal dari mulutnya yang sudah kering. Gastratas menutup matanya, dan tersenyum dengan damai.
Suara Amateur, sedikit serak.
"Sama-sama..., teman lama."
Sebuah pilar putih mulai menembus istana megah, menuju langit-langit yang telah di tutupi awan bewarna abu-abu pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft System in a Disruption World
FanficDia hanya ingin hidup dengan damai. Menginginkan sebuah rumah yang dapat membiarkan dia berisitirahat. Melihat kebelakang, Semua memanggilnya sebagai.... Raja kesepian.