~46~

733 38 12
                                    

"Seorang pria sejati itu yang dipegang kata-katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seorang pria sejati itu yang dipegang kata-katanya. Jika perkataannya tidak sesuai dengan tindakannya maka dia telah kehilangan kehormatannya."

🌼 Damian🌼

__________

Sudah satu bulan berlalu, kini Albert dan Alya semakin dekat walau belum ada status diantara mereka. Selama satu bulan itu pula Damian selalu mengeluarkan kata-kata pedasnya saat melihat Albert berada di rumahnya. Fani sebagai seorang wanita hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya.

Sudah berkali-kali Fani mengingatkan agar Damian tidak mengganggu hubungan anak mereka. Namun pria itu seakan-akan tuli. Dia tak mendengar perkataan istrinya. Fani sudah lelah memperingati suaminya. Lihat saja laki-laki itu menatap tajam Albert yang baru saja duduk di sofa.

"Mau ngapain kamu ke sini?"

Albert sudah terbiasa mendengar nada sinis yang dilontarkan oleh Damian padanya.

"Saya mau mengajak Alya jalan-jalan Om," jawab Albert dengan senyum tipis.

"Kamu siapa berani-beraninya mengajak anak saya pergi?"

"Saya tidak akan membiarkan anak saya pergi gak jelas dengan kamu."

"Saya hanya mau mengajak Alya pergi ke pantai."

"Tidak, saya tidak akan memberi izin. Saya tidak akan mempercayakan anak saya pada pria seperti kamu."

"Saya sangat serius dengan Alya, saya tidak akan menyakitinya," ucap Albert yakin.

"Kamu bilang serius sama anak saya? Tapi pada kenyataannya kamu hanya bermain-main dengan anak saya, kamu kira saya tidak tahu mengenai status kalian."

Kedua sudut bibir Albert terangkat kala mendengar perkataan Damian. "Jadi Om sudah setuju mengenai hubungan saya dengan Alya?"

Damian menatap tajam Albert. "Kata siapa saya setuju? Saya tidak pernah bilang seperti itu."

Sebuah senyuman tipis itu tetap terlukis di wajah Albert. "Karena Om sudah setuju, hari ini saya berniat untuk menyatakan perasaan saya pada Alya."

"Apa kamu bilang? Sa-"

"Ayo, aku sudah siap," ajak Alya pada Albert.

"Alya pergi dulu."

Belum sempat Damian menjawab perkataan anaknya, suara Albert terlebih dahulu terdengar.

"Doakan semoga lancar ya, Om," ucap Albert.

Damian melotot mendengar perkataan Albert. Berani sekali pemuda itu. Apakah pemuda itu tidak melihat wajahnya yang terlihat tidak bersahabat.

"Saya izin bawa Alya pergi dulu."

ALYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang