"Jika ada orang yang peduli padamu jangan pernah kamu sia-siakan, hargailah dia. Kalau kamu memperlakukannya dengan buruk, kamu harus siap jika suatu saat dia tidak peduli lagi padamu. Dan ketika itu terjadi jangan harap kamu bisa mendapatkan perhatiannya kembali. Ingat, kaca yang pecah saja jika disatukan kembali tidak akan persis seperti semula. Begitu pula dengan hati yang sudah tersakiti, akan sangat sulit untuk disembuhkan dan kembali menerima kamu yang sudah menyakitinya."
🌼 Author🌼
__________
Saat ini Albert sedang menemani sang bunda berbelanja pakaian di salah satu toko yang ada di mall. Sejujurnya Albert sedang malas pergi keluar rumah namun sang bunda memaksanya untuk ikut, jadi di sini lah Albert sekarang. Mengikuti langkah kemana pun wanita itu pergi seperti anak ayam yang sedang mengikuti induknya.
"Bun, Al pergi lihat-lihat pakaian dulu di sana," ucap Albert yang bosan karena hanya berdiam diri.
Setelah mendapati jawaban dari sang bunda, Albert berlalu menuju bagian pakaian atas seperti kaus, sweter, dan lain-lainnya. Saat sedang asyik memilih-milih pakaian matanya tertuju pada salah satu sweter yang menarik perhatiannya. Albert melangkahkan kakinya menuju sweter itu, saat dirinya akan mengambil sweter itu sebuah tangan terlebih dahulu mengambilnya.
"Al," lirih Albert saat melihat gadis yang sudah menghindarinya selama satu bulan ini.
Albert merasa deja vu dengan kejadian ini. Seketika ingatan saat dirinya sedang membeli sepatu berputar dalam pikirannya. Di saat Albert sedang bernostalgia, Alya justru tertegun melihat kehadiran Albert di hadapannya. Kenapa dirinya harus dipertemukan dengan laki-laki itu. Apakah bumi memang sesempit ini. Tidak hanya di sekolah dan di sekitar perumahannya saja, di toko pakaian pun dia tetap bertemu dengan Albert.
Alya tak jadi mengambil sweternya, dia kembali meletakkan sweter itu pada tempatnya semula. Alya segera berlalu dari toko itu, namun tangan Albert terlebih dahulu meraih pergelangan tangannya. Alya memejamkan matanya berusaha untuk tidak membuat keributan di toko pakaian. Dia membalikkan tubuhnya lalu menatap Albert dengan tatapan datarnya.
"Maaf, tolong lepaskan tangannya," pinta Alya dengan baik-baik.
Albert melirik ke arah tangannya yang menahan pergelangan tangan Alya. Albert kembali menatap Alya dengan tatapan kerinduan yang mendalam.
"Bisa kita bicara?"
"Maaf, tapi aku ada urusan lain."
"Aku janji cuman sebentar aja, please."
Mungkin dulu Alya akan dengan senang hati menerima ajakan Albert namun sekarang semuanya telah berbeda. Dia bukan lagi Alya yang dulu yang selalu ingin mendapatkan perhatian dari pria itu. Sekarang dia tidak ingin mempunyai urusan lagi dengan Albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA (END)
Teen Fiction"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini." "Karena gue gak suka lo, ngerti?" "Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert. Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...